Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cabai Ganggu Stabilitas Pangan

Jumat, 21 November 2014 – 07:43 WIB
Cabai Ganggu Stabilitas Pangan - JPNN.COM

JAKARTA - Pemerintah terus memetakan potensi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Selain tarif angkutan umum, pemerintah juga fokus meredam kenaikan harga bahan pangan.
       
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian Emilia Harahap mengatakan, harga bahan pangan selalu terkait dua hal. Yakni stok dan jalur pasokan atau distribusi.

"Kecuali cabai, stok semua bahan pangan aman," ujarnya setelah rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian kemarin (20/11).
       
Hal itulah, lanjut Emilia, yang menyebabkan harga cabai dalam beberapa hari terakhir melonjak.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga cabai merah yang biasanya Rp 25 ribu-Rp 30 ribu per kg, pada 19 November lalu sudah Rp 56 ribu. Bahkan, di beberapa pasar harga sudah menembus Rp 80 ribu.
       
Menurut dia, kenaikan harga cabai sebenarnya tidak terkait langsung dengan naiknya harga BBM subsidi. Sebab, saat ini pasokan cabai menyusut karena masih dalam musim tanam atau belum panen.

Karena itu, fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana agar pasokan yang sedikit tersebut bisa didistribusikan dengan lancar ke wilayah konsumen, terutama di Jawa. "Ini yang tadi kita bahas antar kementerian," katanya.
       
Selain cabai, bahan pangan lain seperti beras, sayuran, bumbu-bumbuan, hingga buah-buahan, semuanya dalam kondisi cukup. Karena itu, potensi lonjakan harga kemungkinan bisa diredam dengan memperlancar arus barang. "Memang, dampak kenaikan BBM memang akan ada, tapi tidak terlalu tinggi," ucapnya.
       
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menambahkan, lonjakan harga cabai selalu menjadi masalah klasik yang dihadapi Indonesia setiap tahun. Karena itu, pemerintah berjanji segera mencari solusi mengatasi masalah tersebut.

"Yang jelas, kita tidak akan gampang impor. Kita kan negara agraris, masak harus impor?" ujarnya.
       
Menurut Sofyan, di beberapa wilayah seperti Lombok, produksi cabai sebenarnya cukup banyak. Masalahnya, ongkos transportasi untuk membawa cabai tersebut ke Jawa atau ke wilayah lain cukup besar, sehingga harga cabai menjadi mahal.

"Kita akan bikin jalur cepat agar cabai itu bisa sampai ke tangan konsumen (dengan harga murah)," katanya. (owi/oki)

JAKARTA - Pemerintah terus memetakan potensi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Selain tarif angkutan umum, pemerintah juga fokus

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close