Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah dari Jembatan 'Keramat' Kene yang Menelan Dua Korban Jiwa (1)

Dibangun Tahun 1975 untuk Akses ke Gereja dan Sekolah

Senin, 17 April 2017 – 08:42 WIB
Kisah dari Jembatan 'Keramat' Kene yang Menelan Dua Korban Jiwa (1) - JPNN.COM
Jembatan. ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com - Jembatan Kene yang terletak di atas sungai Bibase di Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi NTT dikenal keramat. Pengakuan warga, sering mendengar bunyi-bunyi aneh.

Jembatan yang dibangun tahun 1975 itu untuk memudahkan akses ke gereja, sekolah dan permukiman penduduk. Jembatan yang menghubungkan kampung Buit Buit Maubesi akhirnya ambruk pada Kamis (30/3). Tragisnya dua pelajar yang saat itu asyik menonton banjir dari atas jembatan hanyut terseret dan tewas.

YOHANES SIKI, Kefamenanu

SORE itu sekira pukul 16.30 wita. Warga Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, sontak kaget ketika tersebar kabar dua orang remaja jatuh dan terseret banjir karena jembatan gantung Kene yang lokasinya tepat di belakang Gereja Katolik St. Yoseph Maubesi ambruk diterjang banjir.

Kemungkinan besar jembatan itu ambruk karena termakan usia. Nampak, kondisi tembok penahan bagian tengah dan ikatan gelagar besi tidak kuat lagi sehingga jatuh ke sungai. Jembatan yang awalnya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan empat itu akhirnya berubah nama menjadi jembatan gantung karena batangan kayu sudah lapuk.

Sebagian pegangan penahan jembatan sudah lama ambruk. Yang berfungsi hanya sebelah saja. Jalan alternatif itu jarang difungsikan orang dewasa. Biasa anak-anak pelajar yang nekat untuk melintas.

Mau dibilang jembatan itu menjadi pilihan para pelajar untuk memudahkan akses penyeberangan ke sekolah. Juga menuju gereja karena jaraknya lebih dekat. Selain itu, jembatan itu biasanya menjadi tempat nongkrong anak-anak untuk menonton banjir saat hujan tiba. Herannya tindakan nekat anak-anak tanpa berpikir risiko. Karena kondisi jembatan sudah rusak parah termakan usia.

Bahkan jalur jembatan yang biasanya dilintasi hanya satu jalur saja yang difungsikan. Itu pun hanya satu orang yang bisa melintas karena harus memegang terali penahan. Selain itu bentangan kayu di atas gelagar besi, ada yang sudah lapuk dan mudah runtuh. Belum lagi saat melintas kondisi jembatan ikut goyang sehingga pelintas harus waspada. Bila tidak, bisa tergelincir dan jatuh ke sungai. Risikonya pasti tewas karena tinggi jembatan mencapai 25 meter dari dasar jembatan. Mau dibilang kondisi jembatan itu tidak layak difungsikan karena konstruksi jembatan sudah termakan usia.

Jembatan Kene yang terletak di atas sungai Bibase di Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi NTT dikenal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close