Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Makin Banyak Anak-anak Merokok, Menkes Salahkan Orang Tua

Sabtu, 28 Mei 2016 – 07:35 WIB
Makin Banyak Anak-anak Merokok, Menkes Salahkan Orang Tua - JPNN.COM
Menkes Nila F Moeloek. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA-Menteri Kesehatan Nila F Moeloek prihatin melihat data jumlah perokok di bawah umur yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dia menyalahkan orang tua yang punya kebiasaan merokok atas fenomena ini. 

Nila menuntut orang tua untuk tidak egois dan lebih mementingkan kesehatan anak. "Orang tua kalau punya anak harus tanggung jawab. Jangan karena kebiasaan merokok anak kita yang tersiksa atau menjadi perokok berikutnya," tutur Menkes saat Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertema "Suara Hati Anak" di JW Marriot, Jakarta, Jumat (27/5).

Untuk diketahui, menurut data Riset Kesehatan (Riskes) pada 2013, perokok berumur 15 tahun ke atas cenderung meningkat. Dari 34,2 persen pada 2007 menjadi 36,3 persen pada 2013 di seluruh Indonesia. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) juga merilis data soal perokok di bawah umur. Pada 2014 survey menunjukkan rata-rata perokok anak usia 13-15 tahun sebesar 20,3 persen.

Ini sungguh ironis. Pasalnya, jika ditinjau lebih dalam, banyak peringatan-peringatan mengenai bahaya rokok di media. Pengetahuan tentang bahaya rokok pun selalu didengungkan dimana-mana. Namun demikian, hal tersebut tak lantas membuat perokok usia dini berhenti. 

Buktinya, data dari GYTS, anak-anak yang disurvei, sebesar 70,1 persen pernah melihat pesan anti merokok tersebut dan hanya berpikir akan menghentikan kebiasaan mereka. Adapun dalam peluncuran yang bertepatan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2016 itu, Menteri melihat dampak ekonomi dan sosial di tanah air akibat rokok. 

Banyak anak tak dapat melanjutkan pendidikan mereka karena biaya. Sementara orang tua mereka yang rata-rata dari kalangan bawah, masih bisa menyisihkan uangnya demi membeli rokok.

Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan menyadarkan orang tua. Khususnya dari segi penetapan prioritas keluarga dan mendidik anak mereka dengan baik. "Tidak sedikit anak-anak putus sekolah karena tidak ada biaya dan tidak terhitung lagi berapa banyak anak-anak yang kekurangan gizi karena pengeluaran rumah tangga lebih banyak untuk membeli rokok," pungkasnya. (adn/dil/jpnn)

JAKARTA-Menteri Kesehatan Nila F Moeloek prihatin melihat data jumlah perokok di bawah umur yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dia menyalahkan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close