Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Konser Wonderful Indonesia Goyang Perbatasan Entikong

Minggu, 28 Agustus 2016 – 13:56 WIB
Konser Wonderful Indonesia Goyang Perbatasan Entikong - JPNN.COM
Konser Wonderful Indonesia sukses menggoyang Entikong, daerah perbatasan antara Kalimantan dan Serawak. Foto: Kemenpar

jpnn.com - SAMBAS - Diam-diam, Menteri Pariwisata Arief Yahya agresif membidik semua lini yang bisa menghidupkan ekonomi masyarakat melalui sentuhan pariwisata. 

Wilayah perbatasan atau cross border tidak luput dari perhatiannya. Apalagi di titik-titik seperti ini status ekonomi dan sosial masyarakatnya berada di level yang harus dibantu. Setelah heboh di Atambua, Dili, Papua, kini kembali menggarap Entikong, perbatasan Kalimantan dan Serawak, Malaysia. 

“Sabtu-Minggu, 27-28 Agustus 2016 ini, kami gelar Cross Border Tourism Festival Wonderful Indonesia di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat,” kata I Gde Pitana, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, yang didampingi Rizki Handayani, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara.

Pitana berharap kali ini, lebih wow. Lebih menghidupkan ekonomi masyarakat lokal, karena sudah dipromosikan terlebih dahulu. Artisnya juga cukup popular di Negeri Jiran, ada Nong Niken KDI dan Selvi Bintang Pantura yang siap menggoyang warga perbatasan Entikong, Indonesia dan Serawak, Malaysia.

“Kemenpar bersama KJRI Kuching dan Pemkab Sanggau berkolaborasi menyiapkan suguhan hiburan menarik di  FWI Entikong. Nanti dua artis jebolan ajang pencarian bakat dangdut Indonesia itu yang akan menghibur masyarakat di sana,” jelas I Gde Pitana.

Saat promosi pariwisata, musik memang kerap dijadikan senjata. Magnetnya sangat besar. Di cross border Atambua, ada Kikan yang ikut diboyong Kemenpar. Di cross border Papua, ada Steven Jam. Di Aruk Kalbar, juga pernah dihibur Linda Moy. Entikong, sendiri pernah dihibur Siti Liza. Hasilnya? Semua agenda cross border selalu heboh. Acaranya tak pernah sepi, maklum jarang sekali ada konser music dengan bintang-bintang yang ngetop di layar kaca, yang orang-orang perbatasan (baik di Indonesia maupun di Malaysia) bisa melihatnya, tampil.

Begitu tampil, maka batas-batas teritorial atau wilayah negara itu bukan menjadi faktor. Mereka akan menyeberang, untuk mendapatkan hiburan yang belum tentu sebulan sekali itu. Juga belum tentu bertemu muka dengan artis-artis ibu kota itu setahun sekali dalam bentuk konser live. Hitung-hitung, sensasi menonton live itu jauh lebih seru, katimbang menyisihkan waktu dan biaya untuk nonton konser.

Pengalaman saat event cross border di Aruk, Februari silam. Meski diguyur hujan lebat dari subuh hingga pukul 13. 00 siang, agenda FWI tetap saja dibanjiri puluhan ribu orang. Pesan boarding tourism yang digaungkan Menpar Arief Yahya cukup mengena di Malaysia. "Untuk menciptakan crowd memang perlu bahasa universal, dan musik adalah salah satu jawabannya. Bahkan saat launching event daerah yang berskala nasional, Kemenpar selalu menyisipi musik berkelas dengan home band Purwacaraka. Kekuatan musik sangat dahsyat," tambah Pitana.

SAMBAS - Diam-diam, Menteri Pariwisata Arief Yahya agresif membidik semua lini yang bisa menghidupkan ekonomi masyarakat melalui sentuhan pariwisata. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close