jpnn.com - MATARAM - Satu dari dua korban yang hilang terseret ombak saat memancing ikan di Pantai Orong Bukal, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Kantor SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi di Mataram, Senin. Korban yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian itu bernama Muslimin (20).
BACA JUGA: Tim SAR Mengevakuasi WN Australia yang Kecelakaan Saat Berlayar di Ende NTT
Korban ditemukan di kedalaman sekitar sepuluh meter.
Jasad korban kemudian dievakuasi ke pinggir pantai oleh Tim SAR Mataram gabungan aparat TNI-Polri dibantu warga.
BACA JUGA: Perahu Nelayan Diterjang Ombak di Pantai Cemara, Dua Orang Hilang
Korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Sementara, satu korban lagi bernama Saefudin (20) hingga sore kemarin belum ditemukan.
BACA JUGA: Jam Tangan Mewah Milik Asisten Pelatih Timnas U-19 Thailand Hilang di Hotel Palembang
Kedua korban merupakan warga Dusun Blongas, Desa Persiapan Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
"Pencarian kembali dilanjutkan hari ini dengan di sekitar lokasi kejadian," ungkap Wahyu.
Peristiwa itu bermula ketika korban pergi memancing ikan di Pantai Orong, Sabtu (22/7).
Pada sore harinya, korban dikabarkan hilang terseret arus ombak.
"Korban dikabarkan hilang terseret arus ombak pada (Sabtu) sore hari," katanya.
Setelah menerima laporan dari masyarakat, tim SAR dikerahkan melakukan pencarian, Minggu (23/7).
Adapun peralatan yang digunakan, yakni perahu karet bermesin, pelampung, kendaraan operasional, dan peralatan pendukung lainnya.
Aparat gabungan TNI, Polri, Garda Muda, The Real, nelayan, warga setempat, dan unsur lainnya, turut terlibat dalam pencarian dua warga Sekotong yang hilang diterjang ombak tersebut.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Lalu Wahyu Efendi mengimbau masyarakat tetap waspada saat melakukan aktivitas di perairan wilayah NTB, terutama saat kondisi gelombang tinggi. "Tetap waspada saat melakukan aktivitas di laut, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkas Lalu Wahyu Efendi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi