jpnn.com - Musik pada dasarnya adalah hasil dan kerja kreatif dan selalu ada kolaborasi antara artis, penulis lagu, dan produser.
Tetapi ketika memasuki era pandemi seperti saat ini ruang alternatif yang menjadi pilihan bagi sebagian besar musisi adalah berkolaborasi secara virtual.
BACA JUGA: Dari Kisah Nyata, Alkawi Rilis Lagu Buai Anak
Apa yang dulu terjadi di studio rekaman atau sesi menulis bersama semakin banyak terjadi di sesi video langsung dan melalui pertukaran lirik dan file musik secara bolak-balik antar pihak yang berkepentingan.
Produksi dan konsumsi media digital semakin cepat dalam realitas baru pandemi COVID-19. Tapi khusus untuk musik lebih mudah dihadirkan secara virtual, seperti ketika membuat ide, menulis, dan memproduksi media yang dikonsumsi dalam segmen pendek, seperti “single” lagu, daripada bentuk media lain seperti film atau game.
BACA JUGA: Jelang Album Kelima, Eyedress Lepas Lagu Terbaru
Oleh karena itu, “penguncian di rumah saja” selama berbulan-bulan, emosi yang campur aduk, dan isolasi bagi pencipta musik dan penggemar, memicu inovasi dalam pembuatan dan konsumsi musik.
Setelah lagu ditulis dan fokus beralih ke produksi, mixing, dan mastering. Karya yang telah selesai dapat diadaptasi di studio musik dengan catatan selama rekaman individu dilakukan dalam kualitas tinggi. Vokal, instrumen, ketukan, semuanya dapat dicampur secara digital dengan sedikit atau tanpa degradasi.
BACA JUGA: Terinspirasi Gang Dolly, Cak Sodiq Rilis Lagu Mantan Xs Lokalisasi
Penutupan sekolah adalah salah satu dampak yang paling terlihat, dan kontroversial, di mana COVID-19 mempengaruhi anak-anak dan kaum muda.
Menurut UNESCO, pendidikan dari hampir 1,6 Miliar murid di 190 negara sejauh ini telah terpengaruh, itu adalah 90% dari anak-anak usia sekolah di dunia. Hingga saat ini, masih belum ada rencana pasti untuk membuka sekolah. Ada banyak perdebatan tentang peran pasti penutupan sekolah dalam menahan penyebaran virus secara keseluruhan.
Dari runtutan dan refleksi peristiwa yang melanda dunia termasuk di Indonesia, maka lebih dari satu tahun lalu, di Jakarta didirikan boy band anak atau grup vokal anak bernama “Dear Juliets” yang saat ini memiliki anggota terdiri dari Arkana, Darren, Erwin dan Mitchel.
Boy band anak ini dalam single pertamanya memberikan suguhan musik dengan muatan sebagaimana yang digambarkan tadi, berubahnya situasi pendidikan dan sekolah, setelah tersaji dalam lagu berjudul “Tarading Deng Dong”.
Boy band anak ini diinisiasi oleh Sang Dewi Enterprise, sebuah perusahaan musik digital yang tengah berkembang dengan salah satu pelopor didalamnya adalah diva Indonesia Titi DJ.
Sukses dengan single pertamanya tersebut disusul dengan single kedua yang bertajuk “Your Hair” yang menceritakan jenis-jenis gaya rambut sebagai simbol interaksi pertemanan.
Di usianya yang menginjak satu tahun ini, tepatnya pada tanggal 8 Agustus 2021, Dear Juliets meluncurkan lagu single terbaru mereka berjudul “A Lotta Love”. Lagu tersebut merupakan cover dari lagu ciptaan Titi DJ dengan judul yang sama.
Perbedaannya terletak pada dinamika yang ditampilkan. Menurut Dewi Djunal dan Abdullah Sumrahadi selaku musical director and arranger, “racikan single ini diberi tekanan pada musical cross-over, yaitu mempertemukan komposisi musik Barat dan musik etnik Indonesia, yang belum banyak dinyanyikan oleh anak-anak” dan itu sangat menarik.
Pada waktu yang sama, Triny Vera sebagai CEO dan Founder Sang Dewi Enterprise, memberi penegasan, bahwa, “musik anak di tanah air sudah lama absen di ruang publik dan ruang digital, meski secara demografis pendengarnya cukup menjanjikan, tetapi karena usia, seleksi dalam memilih jenis musik untuk didengarkan sangat tergantung orang tua.
Jika orang tua memiliki “visi” yang bertepatan dengan usia anak, pasti akan merujuk musik anak, namun nyatanya, memasrahkan gawai untuk menelusuri video-video secara free content.”
Inilah yang menjadi semangat Sang Dewi Enterprise atau SDE untuk selalu menghadirkan musik anak yang bekualitas.
Untuk menghadirkan lagu single ini juga didukung oleh kreativitas anak-anak “Dear Juliets” dalam memberi sokongan ide pembuatan sampul single, kemudian direspon oleh Stefanie Tanusetiawan melalui sentuhan digital marker yang mampu menghadirkan sampul lagu single pada digital platform secara maksimal.
Pada kesempatan terpisah, Femmy Litha Pasaribu dan Marlin Jokom sebagai orang tua dari Darren dan Erwin menyetujui pernyataan Triny Vera, bahwa, “saat ini diperlukan content anak yang mendidik dan kreatif” untuk itulah keduanya sangat senang anak-anak mereka dapat menjadi anggota dari boy band yang kini berusia satu tahun, dengan sama-sama memiliki mimpi untuk memajukan musik anak di tanah air. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil