jpnn.com - JAKARTA - Nasib sepuluh anak buah kapal Brahma 12 yang disandera perompak Filipina masih belum jelas. Padahal, Jumat (8/4) merupakan hari terakhir yang diberikan perompak kelompok Abu Sayyaf terkait permintaan uang tebusan senilai Rp 15 miliar.
Belum jelas, apakah perusahaan tempat korban bekerja akan memenuhi atau tidak permintaan itu. Pemerintah maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah siaga. Bahkan, pasukan TNI Angkatan Udara juga sudah disiapkan sejak lama, salah satunya di wilayah Tarakan, Kalimantan Utara.
BACA JUGA: Muktamar Sempat Ribut, Calon Pesaing Rommy ini Prihatin
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriyatna mengatakan, sejauh ini belum ada perintah dari pemerintah untuk TNI AU mengambil tindakan. "Kami masih menunggu dan siap. Karena kami mempunyai kemampuan untuk itu," kata Agus usai upacara HUT ke 70 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (9/4).
Dia mengatakan, memang pesawat dan prajurit TNI AU mempunyai kemampuan melakukan surveillance atau memantau gerakan-gerakan orang hingga ke titik tertentu. "Mau sembunyi di pohon dan di manapun, bisa kami tangkap. Tapi, segala sesuatu tergantung izin dari pemerintah," kata Agus.
BACA JUGA: Opsi Ini Bikin Ribut Muktamar PPP
Yang pasti, dia menegaskan, TNI AU sudah siap dan tinggal menunggu perintah untuk melakukan tindakan. "Sudah siap semuanya tinggal menunggu; iya, kami gerakkan," tegas Agus. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Gak Bersyukur, AKBP Untung Sangaji Dicoret jadi Calon Kapolres
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duarrr, Musuh Terkunci dan Hancur
Redaktur : Tim Redaksi