jpnn.com, JAKARTA - Danone Indonesia turut menghadiri Kompas 100 CEO Main Forum yang diselenggarakan pada 1-2 November 2023 di Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hal tersebut sebagai wujud peran aktif dalam menginspirasi publik seputar pentingnya kolaborasi untuk mencapai Indonesia Emas.
BACA JUGA: Danone Indonesia Tunjukkan Komitmen dalam Penerapan ESG Guna Wujudkan Indonesia Emas 2045
Dalam kegiatan ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono sebagai serta 100 CEO termasuk Laurent Boissier selaku CEO Danone Indonesia juga hadir dalam kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Danone Indonesia Borong 6 Penghargaan PR of The Year 2023 & Sewindu PR Indonesia
Jokowi menyampaikan kerja sama dan kolaborasi itu sekarang menjadi kunci. Pembangunan IKN tidak bisa dan tidak mungkin dikerjakan oleh pemerintah sendiri.
Oleh sebab itu, pemerintah merancang 20 persen itu dari APBN, 80 persen harus didukung dari private sector. Jokowi menambahkan bahwa ekonomi hijau di Indonesia akan menjadi peluang yang sangat besar dan bagaimana kolaborasi multipihak dapat memulainya.
BACA JUGA: Kunjungi Stand Danone Indonesia, Jokowi Antusias Melihat Mesin Penukaran Botol Bekas
"Negara akan mengatur dan memfasilitasi semuanya," kata Jokowi dalam pidato arahannya pada Kamis (2/11).
Sebelumnya, pada hari pertama, Rabu (1/11), diselenggarakan diskusi panel bertempat di Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur. Tampil sebagai narasumber sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, yaitu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Menteri PAN/RB RI Abdullah Azwar Anas, dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
Sri Mulyani menjelaskan menuju Indonesia Emas 2045 dapat dibayangkan Indonesia sebagai high income country. Dari sisi seluruh perjalanan negara di dunia menuju high income country kita selalu berfikir bahwa negara ini memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus.
Kalau SDM belum bagus maka perlu diperbaiki. Dan, ujar Sri Mulyani, bagaimana fiskal mendukung untuk menuju industrialisasi yang berkelanjutan, maka kita bicara tentang investasi di bidang SDM, pendidikan, kesehatan dan jaring pengaman sosial.
Budi Gunadi Sadikin memberikan perspektif tentang menyiapkan generasi Indonesia yang sehat dan unggul untuk mengisi industrialisasi berkelanjutan guna mencapai Indonesia maju.
Untuk menjadi Indonesia emas dan negara maju, kita harus bisa menaikkan rata-rata pendapatan orang Indonesia dari Rp 5,5 juta perbulan menjadi Rp 15 juta perbulan.
"Kalau anak stunting dan IQ nya kurang, maka tidak mungkin mendapatkan pendapatan yang besar. Itu sebabnya masyarakat Indonesia dari sekarang sampai 2030 harus sehat dan pintar," cetus Menkes Budi.
Pada kesempatan sama, VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menyampaikan pihaknya memiliki komitmen untuk membawa kesehatan kepada masyarakat Indonesia, tidak hanya melalui produknya yang di produksi di Indonesia, tetapi juga melalui inisiatif keberlanjutan.
Danone Indonesia mewujudkan komitmen tersebut dengan peta keberlanjutannya “Danone Impact Journey”. Melalui 3 pilar di dalamnya, Danone Indonesia dalam menjalankan aksi keberlanjutan dengan memberikan dampak pada kesehatan, kelestarian lingkungan dan dampak positif bagi komunitas baik dalam aspek karyawan maupun masyarakat secara luas.
"Danone Indonesia ingin turut bergabung dengan sejarah dalam pengembangan IKN melalui inisiatif dukungannya terhadap pembangunan miniatur hutan hujan tropis dan pengembangan eco-edutourism," terang Vera dalam keterangannya dikutip Minggu (5/11).
Selain itu, pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sampah plastik dan edukasi kesadaran Bijak Berplastik di IKN, mendukung akses terhadap hidrasi dan nutrisi yang sehat. "IKN membutuhkan konsep keberlanjutan dan komunitas yang sehat untuk maju demi Indonesia emas 2045," pungkas Vera. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad