jpnn.com, BOGOR - Dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi SDM melalui program peningkatan aparatur sipil negara (ASN) berupa pemberian beasiswa tugas belajar.
Tuntutan peningkatan kualitas dan kemampuan SDM pertanian pun tidak hanya bertumpu pada penyuluh, petani serta tenaga pendidik semata, namun juga seluruh ASN lingkup Kementan baik di pusat maupun di daerah.
BACA JUGA: Kementan Kembangkan 1.800 Kampung Buah
Bekerja sama dengan Unit Usaha Otonom Penyelenggaraan Tes (UUO PT) Koperasi – BAPPENAS, pada tes potensi akademik (TPA) kali ini, sebanyak 103 ASN mengikuti seleksi dengan jumlah 51 orang mengikuti tes secara offline dan 52 orang dengan cara online.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa peran SDM dalam pertanian sangat penting.
BACA JUGA: Sniper Brimob Tembak Mati Anggota KKB
“Peran SDM dalam pembangunan pertanian sangat vital. Oleh karena itu, kita terus menggenjot kemampuan, pengetahuan dan skill SDM pertanian,” ujar Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menggarisbawahi bahwa yang memegang peran dalam kemajuan sektor pertanian adalah SDM.
BACA JUGA: Bharada E Ungkap Pengakuan Mengejutkan soal Pelecehan Seksual Putri Candrawathi
Menurutnya, yang paling menonjol dari Negara maju adalah sumber daya manusianya.
Apabila sektor pertanian ingin maju, maka harus dimulai dari kemajuan sumber daya manusia.
Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah pada pembukaan TPA untuk program Magister (S2) dan Doktor (S3) yang diselenggarakan di Bogor mengungkapkan bahwa kesempatan program pendidikan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian.
"Karena ini merupakan upaya Kementan untuk menciptakan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," ungkapnya.
Seleksi calon peserta tugas belajar melalui TPA bertujuan untuk menentukan calon peserta tugas belajar program S2 dan S3 yang sesuai ketentuan/persyaratan yang berlaku, kualifikasi peserta, program studi dan lulusan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh lembaga pengirim peserta tugas belajar.
Secara teknis Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti menjelaskan seleksi ini perlu dilakukan mengingat tugas belajar merupakan apresiasi atas kinerja pegawai berupa kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya dengan biaya APBN.
"Maka, loyalitas, integritas, serta kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sangat diperlukan untuk proses tugas belajar,” papar Santi.
Tugas belajar program S2 dan S3 lingkup Kementan ini bekerja sama dengan 13 perguruan tinggi terbaik di Indonesia yaitu, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip).
Kemudian, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Hasanudin (UNHAS), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR). (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidan Tidur di Ruangan Puskesmas, Perawat Pria Masuk & Mencium Bagian Sensitif, Baju Terbuka
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti