1.200 Penumpang Cruise MV Artania akan Jelajah Aceh

Sabtu, 09 April 2016 – 04:58 WIB
MV Artania. Foto: YouTube

jpnn.com - SABANG - Kota Sabang kembali dikunjungi sebuah kapal pesiar mewah. Kali ini, MV. Artania yang merapat ke kota paling ujung barat Indonesia itu. Kapal dengan GT 44.348 dan panjang 230 meter itu membawa 700 turis manca negara dan 500 awak kapal. Yang bikin happy, sebagian besar penumpang dan kru turun dan ikut overland menjelajah Aceh.

Artania bukan kapal sembarangan. Kapal ini dibuat oleh galangan kapal di Helsinki, Finlandia dan mulai beroperasi pada 1984. Kapal ini mulanya bernama Royal Princess, karena Putri Diana yang memberikan nama tersebut saat diluncurkan pertama kali. 

BACA JUGA: Triathlon Iron Man 70.3 Bakal Hebohkan Bintan Lagi

Pada 2011, kapal mewah ini berganti nama menjadi MV. Artania, setelah sebelumnya bernama MV. Artemis. Itu terjadi setelah pergantian kepemilikan kapal pada Artania Shipping. Saat ini, kapal tersebut dioperasikan oleh operator Phoenix-Reisen.

“Kedatangan kapal pesiar Artania ke Sabang merupakan kali kedua, sebelumnya awal tahun 2014 kapal itu juga sudah mendaratkan 1.000 turis asing ke Sabang. Hari ini, kapal mewah itu merapat di Pelabuhan CT3 Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Pasiran, Kota Sabang, sekitar pukul 10.00 WIB,” terang Kadispar Aceh, Reza Pahlevi, Kamis (7/4).

BACA JUGA: Terangi Nias, PLN Siapkan Lahan untuk Genset 12 Mw

Sesuai adat istiadat, saat kapal ini merapat dan penumpang turun, acara peumulia jamee atau memuliakan tamu langsung digelar. Penumpang yang turun disambut dengan tarian Guel, sebuah tarian yang berasal daerah dataran tinggi Gayo, Aceh. Kapten Artania, Elman Muehlebach juga disambut dengan pengalungan bunga.

Para turis yang berasal dari berbagai negara ternyata happy dengan sambutan hangat tadi. Banyak yang antusias menarikan tarian Guel.

BACA JUGA: ASTAGA! 10 Tahun Dipasung, Tangan dan Kaki Nyaris Putus

Beberapa di antaranya bahkan sampai ada yang menari dan berfoto bersama para penari.

“Berkat terobosan berani Menpar Arief Yahya, kini kapal pesiar atau cruise sudah bisa bebas menaik-turunkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan kota besar di Indonesia. Ini memberi banyak manfaat untuk daerah,” tambah Reza.

Reza tak asal bicara. Karena setelah seremoni penyambutan, sebagian besar penumpang dan awak kapal berkeliling dan menikmati keindahan Kota Sabang. Berkeliling ke pantai dan mengunjungi tugu kilometer 0 menjadi spot favorit penumpang MV. 

Artania. Dan bagi yang suka petualangan, penumpang dan kru bisa merasakan sensasi naik becak bermotor serta mengayuh sepeda. “Banyak juga yang memilih berjalan kaki dengan pasangan atau teman-temannya menikmati keramahan masyarakat Sabang dan keindahan Kota Sabang,” tambah Reza.

Ada multiflier effect yang tercipta. Karena penumpang dan kru yang turun dari kapal pesiar umumnya tak segan membelanjakan uangnya. Dari mulai sewa becak bermotor, sepeda, beli barang dari stand kerajinan lokal yang mereka kunjungi,  cindera mata khas Aceh, sampai kopi asli Aceh, semua laris dibeli turis-turis tadi.

“Untuk tahun ini, sudah 16 kali kapal pesiar yang merapat ke Sabang. Dan ini merupakan keuntungan bagi masyarakat Sabang yang sebagian di antaranya terlibat di ekonomi pariwisata,” kata dia.

Dan setelah delapan jam hotel berjalan ini merapat di pelabuhan Teluk Sabang, MV. Artania kembali meneruskan perjalanan menuju Madagaskar, Panama, melalui Selat Malaka. 

Menpar Arief Yahya menyebut, deregulasi bidang pariwisata terus dibenahi dan disempurnakan. Di cruise atau kapal pesiar ada asas cabotage yang sudah dicabut, sehingga kapal-kapal pesiar besar bisa merapat ke pelabuhan di Indonesia, juga bisa menaik turunkan penumpang. 

"Ini harus terus dipromosikan dan diinformasikan ke pelaku bisnis cruise di seluruh dunia, terutama operator yang punya jalur ke Sungapore, Hongkong, Australia, dan lainnya," katanya. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalami Kasus Bansos, Ratusan Guru TPQ Kembali Diperiksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler