150 Satuan Pendidikan Vokasi Ikut Business Matching, 29 Perusahaan Buka Peluang

Jumat, 10 Mei 2024 – 18:06 WIB
Plt. Direktur Mitras DUDI Uuf Brajawidagda (kedua dari kiri) menyampaikan melalui Business Matching, baik pelaku industri retail maupun SMK dan perguruan tinggi vokasi (PTV) bisa saling berinteraksi langsung untuk bertukar informasi tentang peluang kerja sama. Foto: Dok Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Business matching besutan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) Kemendikbudristek serta Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) disambut antusias kalangan pengusaha.

Tercatat 29 perusahaan retail ternama di Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini, baik pelaku industri retail maupun SMK dan perguruan tinggi vokasi (PTV) bisa saling berinteraksi langsung untuk bertukar informasi tentang peluang kerja sama.

BACA JUGA: Kemendikbudristek &  Markoding Luncurkan Program Perempuan Inovasi 2024, Ada Dian Sastro

Niatan awal kerja sama kedua belah pihak kemudian dituangkan dalam bentuk letter of intent (LoI) yang berpotensi menjadi kemitraan yang strategis.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengungkapkan, kegiatan business matching yang berdurasi selama empat jam tersebut mampu menghasilkan 715 LoI. Perusahaan-perusahaan retail yang bergabung dalam business matching terdiri dari berbagai sektor.

BACA JUGA: Kemendikbudristek: Semester II 2024/2025 Semua Prodi Gunakan Penomoran Sertifikat Profesi Nasional

Antara lain, F&B, fashion & accessories, hair & beauty, IT & gadgets, art crafts & antiques, department store, supermarket, home & furnishing, dan convenient store.

Sementara itu, jumlah satuan pendidikan vokasi yang hadir sebanyak 150 institusi yang terdiri atas 144 SMK dan enam PTV.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Dukung Penuh Film Biopik Ki Hadjar Dewantara

Satuan pendidikan vokasi tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, yakni yang memiliki program studi atau kompetensi keahlian yang berhubungan dengan sektor retail.

"Untuk berkolaborasi, pendidikan vokasi tidak boleh hanya menunggu, tetapi harus datang kepada DUDI," kata Dirjen Kiki, Jumat (10/5).

Business matching menjadi ajang untuk memperluas kemitraan, tetapi pada kesempatan tersebut Dirjen Kiki mengingatkan tidak boleh berhenti sampai pada nota kesepahaman saja.

Dirjen Kiki menilai, insan pendidikan vokasi merupakan konsumen dari industri retail yang menjadikan bisnis retail tetap hidup.

Di sisi lain, pendidikan vokasi masih memiliki tantangan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik vokasi tentang budaya kerja, etos kerja, dan cara berpikir kerja bisnis sehingga butuh kolaborasi dengan industri retail.

“Bisnis retail dan pendidikan vokasi saling membutuhkan,” ujar Dirjen Kiki.

Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah mengatakan kolaborasi dengan Kemendikbudristek menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.

Hal tersebut bisa menjadi langkah penting dalam memajukan sektor retaill sebagai lokomotif penggerak ekonomi dari hulu ke hilir dan penggerak lokomotif garda terdepan sektor perdagangan.

Melalui pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, program ini akan membantu menciptakan tenaga kerja yang siap terjun ke industri retail dan bersaing di pasar global.

"Nantinya SDM kita juga bisa go global dan membantu pembukaan toko-toko kita di luar negeri. Ini adalah langkah yang signifikan menuju visi Indonesia sebagai pusat perdagangan regional dan global,” imbuh Budihardjo.

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan PKS antara Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan PT Mitra Akademi Perkasa (subsidiary MAP Group).

Direktur PT Mitra Akademi Perkasa Handaka Santosa menjelaskan bahwa MAP Group sangat antusias untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

“Oleh karenanya melalui MAP Retail Academy kami menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam melakukan usaha bersama guna meningkatkan kualitas lulusan vokasi yang siap kerja di seluruh Indonesia,” bebernya.

Plt. Direktur Mitras DUDI Uuf Brajawidagda menyatakan kolaborasi ini merupakan sebuah kesempatan berharga yang membawa potensi besar bagi kemajuan pendidikan dan industri retail di Indonesia.

"Melalui kerja sama ini, kita dapat saling memperkuat dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik baik dalam industri yang sedang berkembang pesat," sambung Uuf.

Adapun 29 perusahaan yang berpartisipasi dalam business matching, yaitu PT Kurnia Ciptamoda Gemilang, PT Hero Supermarket Tbk., PT Eka Bogainti, PT AEON Indonesia, PT. Mitra Adi Perkasa, PT Daya Intiguna Yasa, PT Bumi Berkah Boga, PT Eka Bogainti, PT Global Retail Digital, PT Warna Mahardhika, PT Buccheri Indonesia.

Kemudian, PT Indomarco Prismatama, PT Inti Citra Agung, PT Supra Boga Lestari, Tbk., PT Fast Retailing Indonesia, PT Erajaya Group, PT Boga Group, PT Griya Mie Sejati, PT Primafood International, Tbk., PT Citra Rasa Betawi, PT Jiwa Group.

Selanjutnya PT Kiddycuts Pratama Indonesia, PT Fajar Mitra Indah Kawan Lama Group, PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., PT Elektronik City Indonesia, Tbk., PT Wiryamanta Sadina, PT Pan Brother, dan IDDC Kemendag. (esy/jpnn) 


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler