Ancaman penutupan gereja karena tidak memiliki izin tersebut menurut Y Wangue, merupakan salah satu contoh kongrit diabaikannya 4 Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Mestinya jangan 17 gereja itu diancam tutup, tapi ditanyakan kenapa tidak mengurus izin," kata Y Wangue kepada Ketua MPR RI Taufiq Kiemas, di kantor PGI, jalan Salemba Raya, Jakarta, Rabu (16/4).
Taufiq Kiemas datang ke PGI bersama dua wakil Ketua MPR masing-masing Hajriyanto Y Thohari dan Lukman Hakim Saifuddin mengantar undangan peringatan pidato Presiden Soekarno, 1 Juni tentang hari lahir Pancasila yang akan digelar di gedung MPR, 1 Juni 2012 mendatang.
Dikatakan Wangue, sikap Pemda Singkil yang mengancam tutup gereja itu takutnya dibalas lagi oleh Pemda lain seperti di Papua.
"Selaku pribadi maupun pimpinan PGI saya tidak ingin itu terjadi. Mau dikemanakan kebhinekaan bangsa ini nantinya," ujar Y Wangue.
Agar hal itu tidak terjadi, menurut Wangue, PGI sangat berharap kiranya pimpinan MPR bisa mencarikan jalan keluarnya. "Kami minta MPR bantu ini karena keberadaan gereja di Singkil sudah terbilang lama," harap dia.
Lebih lanjut Ketua Umum PGI juga mengkritisi sikap Orde Baru dalam memperlakukan Soekarno dan sejarah lahirnya Pancasila.
"Hampir 30 tahun berkuasa, Orde Baru secara sistematis mereduksi kontribusi Soekarno untuk bangsa ini. Tapi upaya itu tidak maksimal karena seluruh perjuangan Soekarno untuk bangsa ini tercatat dalam sejarah," tegas Wangue.
Disebutkan, tiga tahun terakhir MPR kembali menyegarkan ingatan anak bangsa ini tentang Pancasila. "Kami tentu bangga dengan upaya Pak Taufiq dan kawan-kawan kembali menyegarkan 4 Pilar Berbangsa dan bernegara," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larang Konser Gaga, Polri Dinilai Gamang
Redaktur : Tim Redaksi