BANDUNG- Longsor kembali menerjang wilayah Bandung Barat. Kali ini terjadi di Kampung Nagrog, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat pukul 05.30, Senin (25/3).
17 orang tewas tertimbun longsor. Hingga kini pencarian korban lainnya masih dilakukan. Longsor diakibatkan ambrolnya tebing bukit Arca setinggi 500 meter setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Korban selamat, Ipon (40) mengaku kaget karena terjadi suara ledakan dan gemuruh yang berasal dari bukit belakang rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter saja. Setelah melihat kondisi bukit di belakang rumah, terjadi longsoran tanah yang bercampur air yang menerjang rumah tetangganya, dia langsung menyelamatkan diri beserta keluarganya.
"Pada saat kejadian, saya sedang menyapu halaman depan rumah, semula kaget dengan suara gemuruh, setelah dilihat, ternyata terjadi longsor yang sangat hebat terjadi di bukit itu (Arca, red)," tuturnya.
Pantauan di lapangan, puluhan warga dengan dibantu Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, TNI, dan Kepolisian bahu-membahu mencari korban yang masih tertimbun tanah longsor dengan peralatan seadanya, karena alat berat sangat sulit dimasuki lokasi kejadian.
Pihak BNPB mengaku, sangat sulit mencari sisa korban karena selain kontur tanah yang labil, juga akses jalan yang sulit karena lokasi longsor berada di antara dua bukit menyebabkan sulitnya bantuan berupa alat berat diturunkan.
Agar bisa meringankan korban yang masih selamat, bantuan yang berasal dari berbagai pihak pun mulai disalurkan ke lokasi bencana, namun bantuan itu harus diangkut menggunakan kendaraan roda dua maupun secara manual dengan berjalan kaki.
Hingga kemarin tim SAR masih mencari 9 korban yang masih tertimbun longsor, antara lain, Entis (55), Tuti (48) Imas (55), Iis (18) Jesica Aulia (3 bln), Taryati (26), Encep hadiansyah (28), Resti (3) dan, Ros (30).
Sementara korban tewas yang berhasil dievakuasi hingga pukul 18.00 WIB kemarin mencapai 8 orang, di antaranya Edi (12), Agus (5), tika (25), fitri (9), adit (4), dedi (28), Teten (28), dan Safaat (8).
Bupati Bandung Barat, Abubakar mengaku, bencana yang dialami di wilayahnya ini merupakan musibah terbesar selama lima tahun terakhir ini. "Saya turut prihatin dengan kejadian ini, dalam catatan kami, longsor ini merupakan kejadian terbesar yang dialami selama lima tahun terakhir ini," jelasnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad yang datang ke Heryawan menginstruksikan kepada BPBD Jawa Barat dan Pemkab Kabupaten Bandung Barat agar segera mengevakuasi warga sekitar yang selamat dari musibah longsor tersebut. "Saya sudah instrusikan kepada pihak terkait mungkin untuk sementara warga sekitar yang selamat bisa disewakan rumah, lalu ke depannya kita cari lokasi yang aman," kata Heryawan.
Sebagai langkah penanganan korban, pihaknya juga menginstruksikan dinas terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan. "Posko kesehatan bantuan logistik seperti beras, lauk-pauk sudah disiapkan," pungkasnya
Kejadian longsor di Desa Mukapayung ini terjadi di tiga titik yakni Kampung Barumungcang yang menerjang satu rumah dan Kampung Cikareo yang juga mengakibatkan dua rumah yang mengalami kerusakan ringan. Tapi kejadian yang paling parah longsor menimbun area permukiman warga di RT 4/7. Sebanyak 10 rumah dan satu masjid tertimbun tanah ambrol Bukit Arca yang lokasi nya tepat di belakang pemukiman warga.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat (KBB) Maman Sulaiman menyebut lokasi longsor yang berada di kawasan perbukitan Desa Mukapayung Kecamatan Cililin, termasuk zona merah pergerakan tanah. Daerah tersebut salah satu lokasi rawan longsor di KBB.
"Ada 16 lokasi kategori rawan bencana longsor di KBB. Salah satunya daerah Mukapayung. Daerah ini masuk zona merah," jelas Maman ditemui di lokasi longsor.
Maman mengatakan, sejak kemarin malam hingga menjelang pagi, hujan mengguyur deras daerah tersebut. Sehingga, sambung dia, terjadi pergerakan tanah. Malapetakan bencana alam pun tak terhindarkan.
"Dikabarkan ada 17 orang yang tertimbun. Enam di antaranya sudah berhasil ditemukan," ucap Maman.
Menurut Maman, nyawa enam korban longsor tak terselamatkan. Jenazahnya lalu diserahkan kepada ahli waris agar segera dimakamkan. "Petugas masih menggali tanah secara manual pakai pacul dan sekop untuk mencari korban-korban lainnya," ucapnya.
Kepala PVMBG Surono berkesempatan meninjau langsung lokasi longsor. Ia menjelaskan daerah Mukapayung memang rawan pergeseran tanah."50 persen (zona) merah, 50 persen kuning. Artinya, sering terjadi (gerakan tanah). Warga yang berada di bawah tebing diimbau hati-hati. Apalagi saat kondisi hujan," singkat Surono. (dep/mld)
17 orang tewas tertimbun longsor. Hingga kini pencarian korban lainnya masih dilakukan. Longsor diakibatkan ambrolnya tebing bukit Arca setinggi 500 meter setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Korban selamat, Ipon (40) mengaku kaget karena terjadi suara ledakan dan gemuruh yang berasal dari bukit belakang rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter saja. Setelah melihat kondisi bukit di belakang rumah, terjadi longsoran tanah yang bercampur air yang menerjang rumah tetangganya, dia langsung menyelamatkan diri beserta keluarganya.
"Pada saat kejadian, saya sedang menyapu halaman depan rumah, semula kaget dengan suara gemuruh, setelah dilihat, ternyata terjadi longsor yang sangat hebat terjadi di bukit itu (Arca, red)," tuturnya.
Pantauan di lapangan, puluhan warga dengan dibantu Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, TNI, dan Kepolisian bahu-membahu mencari korban yang masih tertimbun tanah longsor dengan peralatan seadanya, karena alat berat sangat sulit dimasuki lokasi kejadian.
Pihak BNPB mengaku, sangat sulit mencari sisa korban karena selain kontur tanah yang labil, juga akses jalan yang sulit karena lokasi longsor berada di antara dua bukit menyebabkan sulitnya bantuan berupa alat berat diturunkan.
Agar bisa meringankan korban yang masih selamat, bantuan yang berasal dari berbagai pihak pun mulai disalurkan ke lokasi bencana, namun bantuan itu harus diangkut menggunakan kendaraan roda dua maupun secara manual dengan berjalan kaki.
Hingga kemarin tim SAR masih mencari 9 korban yang masih tertimbun longsor, antara lain, Entis (55), Tuti (48) Imas (55), Iis (18) Jesica Aulia (3 bln), Taryati (26), Encep hadiansyah (28), Resti (3) dan, Ros (30).
Sementara korban tewas yang berhasil dievakuasi hingga pukul 18.00 WIB kemarin mencapai 8 orang, di antaranya Edi (12), Agus (5), tika (25), fitri (9), adit (4), dedi (28), Teten (28), dan Safaat (8).
Bupati Bandung Barat, Abubakar mengaku, bencana yang dialami di wilayahnya ini merupakan musibah terbesar selama lima tahun terakhir ini. "Saya turut prihatin dengan kejadian ini, dalam catatan kami, longsor ini merupakan kejadian terbesar yang dialami selama lima tahun terakhir ini," jelasnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad yang datang ke Heryawan menginstruksikan kepada BPBD Jawa Barat dan Pemkab Kabupaten Bandung Barat agar segera mengevakuasi warga sekitar yang selamat dari musibah longsor tersebut. "Saya sudah instrusikan kepada pihak terkait mungkin untuk sementara warga sekitar yang selamat bisa disewakan rumah, lalu ke depannya kita cari lokasi yang aman," kata Heryawan.
Sebagai langkah penanganan korban, pihaknya juga menginstruksikan dinas terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan. "Posko kesehatan bantuan logistik seperti beras, lauk-pauk sudah disiapkan," pungkasnya
Kejadian longsor di Desa Mukapayung ini terjadi di tiga titik yakni Kampung Barumungcang yang menerjang satu rumah dan Kampung Cikareo yang juga mengakibatkan dua rumah yang mengalami kerusakan ringan. Tapi kejadian yang paling parah longsor menimbun area permukiman warga di RT 4/7. Sebanyak 10 rumah dan satu masjid tertimbun tanah ambrol Bukit Arca yang lokasi nya tepat di belakang pemukiman warga.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat (KBB) Maman Sulaiman menyebut lokasi longsor yang berada di kawasan perbukitan Desa Mukapayung Kecamatan Cililin, termasuk zona merah pergerakan tanah. Daerah tersebut salah satu lokasi rawan longsor di KBB.
"Ada 16 lokasi kategori rawan bencana longsor di KBB. Salah satunya daerah Mukapayung. Daerah ini masuk zona merah," jelas Maman ditemui di lokasi longsor.
Maman mengatakan, sejak kemarin malam hingga menjelang pagi, hujan mengguyur deras daerah tersebut. Sehingga, sambung dia, terjadi pergerakan tanah. Malapetakan bencana alam pun tak terhindarkan.
"Dikabarkan ada 17 orang yang tertimbun. Enam di antaranya sudah berhasil ditemukan," ucap Maman.
Menurut Maman, nyawa enam korban longsor tak terselamatkan. Jenazahnya lalu diserahkan kepada ahli waris agar segera dimakamkan. "Petugas masih menggali tanah secara manual pakai pacul dan sekop untuk mencari korban-korban lainnya," ucapnya.
Kepala PVMBG Surono berkesempatan meninjau langsung lokasi longsor. Ia menjelaskan daerah Mukapayung memang rawan pergeseran tanah."50 persen (zona) merah, 50 persen kuning. Artinya, sering terjadi (gerakan tanah). Warga yang berada di bawah tebing diimbau hati-hati. Apalagi saat kondisi hujan," singkat Surono. (dep/mld)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Hari Berlalu Penyelidikan Nihil
Redaktur : Tim Redaksi