jpnn.com, PEKANBARU - Dua bocah tewas tenggelam di lubang bekas galian C di Kelurahan Pasir Sialang, Kecamatan Bangkinang, Kampar, Riau.
Insiden nahas itu terjadi pada Senin malam (22/3) dengan korban bernama Atta Fatar Maulan dan Aan Adi Putra, yang masing-masing masih berusia tujuh dan lima tahun.
BACA JUGA: Penyerangan Warga, 3 Orang Tewas, Brimob-Anggota Reskrim Sudah Bergerak
Jasad keduanya ditemukan tak bernyawa di bekas galian C yang dalamnya mencapai sekitar empat meter.
"Atas kejadian ini, kita mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak saat bermain, agar peristiwa serupa tidak terulang," kata Kapolsek Bangkinang Kota Iptu Era Maifo kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (24/3).
BACA JUGA: Ipda Rizki Ali Pimpin Penangkapan Perampok Pengemudi di SPBU
Aktivitas galian C seperti pengambilan batu dan tanah banyak ditemukan di Kabupaten Kampar, yang mayoritas dilakukan oleh masyarakat setempat.
Kegiatan penggalian ini menyisakan lubang yang menganga di tanah dan juga mengeruk tebing yang rawan terjadi longsor.
BACA JUGA: Buat yang Nanya Kenapa Jokowi Fokus di Infrastruktur, Baca!
Menurut dia, saksi mata menyatakan kedua korban terakhir terlihat pada Senin siang sekitar pukul 14.00 WIB, ketika bermain sepeda di sekitar rumahnya di Dusun Teratak Domo RT 002 RW 002 Kelurahan Pasir Sialang. Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB keduanya tidak terlihat lagi.
Kedua ayah korban mencari dua bocah itu di sekitar kampung, dan menemukan sepeda, pakaian serta sandal korban di pinggir jalan tak jauh dari lubang bekas galian C.
Keluarga korban menginformasikan terhadap masyarakat sekitar, lantas mencari kedua korban di bekas galian C itu.
"Warga mencari korban hingga melakukan penyelaman di bekas galian C itu," katanya.
Pada Senin malam sekitar pukul 23.00 WIB, lanjutnya, korban pertama ditemukan yakni Aan Adi Putra dalam kondisi tidak bernyawa.
"Berselang sekitar 20 menit kemudian korban kedua Atta Fatar Maulana juga telah meninggal dunia," ujarnya.
Setelah korban dibawa ke rumah duka warga pantas menginformasikan peristiwa ini ke pihak kepolisian. Namun korban menolak untuk dilakukan otopsi dengan membuat surat keterangan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti