2 Bulan Ditahan, Handester Wite Masuk Islam

Kamis, 21 Mei 2020 – 15:39 WIB
Prosesi pengucapan dua kalimat syahadat Handester Wite, salah seorang tahanan di Mapolres Sijunjung. Foto: diambil dari posmetropadang

jpnn.com, SIJUNJUNG - Handester Wite (21), pemuda asal Sikakap, Kepulauan Mentawai memantapkan hati untuk masuk Islam karena merasa terpanggil melihat tahanan Polres Sijunjung Sumatera Barat melaksanakan salat berjemaah.

Wite juga mengaku merasa sangat nyaman saat mendengar suara azan.

BACA JUGA: Melafalkan Dua Kalimat Syahadat dengan Bimbingan Kombes Edi, Putu Kini Resmi Masuk Islam

Singkat cerita, setelah dua bulan lamanya menjalani masa hukuman sebagai tahanan Polres Sijunjung, Wite masuk Islam, Selasa (19/5) lalu.

Wite mengaku sudah lama tertarik untuk memeluk Islam. Niat itu makin mantap setelah dirinya mendekam di balik sel.

BACA JUGA: Bukan karena Ingin Nikah, Ini Alasan Tunangan Cita Citata Masuk Islam

Dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan IV Nagari Damrah Saleh, dan disaksikan Wakapolres Sijunjung Kompol Indra Sandy, Kasat Binmas Iptu Syafril dan pejabat utama Polres di musala Polres Sijunjung, Wite mengucap dua kalimat syahadat.

Dalam mengambil keputusan itu, ia mengatakan murni dari keinginan dirinya sendiri, tanpa paksaan.

BACA JUGA: Vox Point Minta Presiden Turun Tangan Mengatasi Polemik Perayaan Natal di Dharmasraya dan Sijunjung

Bahkan ia juga telah meminta restu kepada orang tua dan keluarga atas keputusannya tersebut, dan itupun disetujui pihak keluarganya.

Segala sesuatunya memiliki hikmah. Selama menjadi tahanan, Wite kerap kali melihat para tahanan lainnya melaksanakan ibadah seperti salat berjemaah, mengaji dan azan, karena memang kegiatan itu merupakan program di Mapolres Sijunjung sejak dulunya.

Itulah yang memantapkan hatinya, meski sebelumnya juga pernah terbesit untuk memeluk Islam.

“Saya sebenarnya dari dulu sebelum masuk sel tahanan ini ingin masuk Islam. Namun belum terlaksana. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan saya hikmah di balik kesalahan yang saya perbuat. Hingga akhirnya saya bisa memantapkan untuk memeluk Agama Islam, meski saat berada di balik jeruji besi," katanya, seperti dikutip dari Posmetro Padang, Rabu (20/5).

"Kumandang suara azan di bulan Ramadan seolah memantapkan hati saya, orang tua pun telah mengetahuinya,” imbuh Wite.

Dia menceritakan, jalan hiduplah yang mengarahkannya seperti ini, hingga datang ke Sijunjung dan bekerja di tempat peternakan ayam di Nagari Mundam, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung.

Tidak ada manusia yang sempurna, sehingga ia harus menjalani hukuman sebagai bentuk pertanggungjawaban.

“Terima kasih kepada Polres Sijunjung yang telah membantu dan memfasilitasi saya, hingga dua kalimat syahadat terucap,” ungkapnya.

Kasubag Humas Iptu Nasrul Nurdin menjelaskan, bahwa itu murni dari diri Wite.

"Jadi selama berada dalam sel tahanan, ia sering melihat teman satu selnya melaksanakan salat lima waktu dan mengaji serta mendengarkan kumandang azan. Itu yang makin memantapkan hatinya,” jelas Iptu Nasrul.

Setelah yakin, ia pun memberanikan diri untuk mengatakan keinginannya itu kepada petugas.

“Tentu kami tanya dulu, dilihat sejauh mana kemantapan hatinya. Baru kemudian kami bantu dan fasilitasi seluruhnya. Ini salah satu berkah dari bulan suci Ramadan kali ini,” ujarnya. (eky prima endo)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler