2 Hal Ini Bikin Industri Pupuk Terpuruk

Sabtu, 10 September 2016 – 01:03 WIB
Pupuk Kujang. Foto: Ist

jpnn.com - CIKAMPEK - PT Pupuk Kujang (PK) merasakan betul dampak melambungnya harga gas. Sebagai perusahaan yang hampir 80 persen produksinya menggunakan bahan baku gas, melambungnya harga gas hingga mencapai USD 13 per 1 million British Thermal Units (MMBTU) jelas memberatkan.

Padahal menurut Maryono, idealnya harga 1 MBBTU itu di kisaran USD 4. "Kami butuh harga yang kompetitif di pasar global," ulas Maryono.

BACA JUGA: Pengamat Nilai Persaingan Industri Sawit Tidak Sehat

Menurutnya, dengan harga gas sekarang, sulit bagi PK untuk berkompetisi. Namun secercah harapan masih ada. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, bukan tidak mungkin harga gas industri menurun.

Saat ini, dirinya tengah berjuang agar sepuluh jenis industri mendapat harga gas kompetitif.

BACA JUGA: Diterpa Isu Pencopotan, Begini Reaksi Presiden Direktur PERTAGAS

Kesepuluh sektor itu adalah, industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, ban dan sarung tangan karet, pulp dan kertas, mamin, dan tekstil, serta alas kaki.

Belum selesai soal harga gas, industri kembali terpukul dengan maraknya pupuk palsu yang beredar di masyarakat.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, Sinar Joyoboyo Berbagi Jutaan Plastik Halal

"Pupuk yang beredar tanpa standart yang jelas tentu saja merugikan petani. Maka itu, kami butuh dukungan BSN untuk membantu menertibkan pupuk impor yang beredar," pintanya.

Menanggapi harapan tersebut, Kepala BSN Bambang Prasetya berjanji akan mendorong sesegera mungkin lahirnya regulasi yang bisa melindungi industri pupuk lokal.

"Soal standar itu tidak bisa ditawar lagi. Harus didorong intervensi pemerintah dalam hal ini," ungkap Bambang saat berkunjung ke PK sebagai penerima SNI Award 2015 dengan predikat emas itu.

Menurutnya, barang sub-standar memang sudah selayaknya diawasi ketat. Dimulai sejak dari bea cukai.

"Bagaimana kita mencontoh negara berkembang lain yang juga marak masuknya barang sub-standart. Namun beberapa diantaranya cukup berhasil menekan angka masuknya produk tak berkualitas itu," beber Bambang. (sic/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Pabrik di Purwakarta, Nissan Gelontorkan Rp 437 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler