2 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Kabupaten Lebak

Jumat, 06 Desember 2024 – 14:21 WIB
Ilustrasi - Tanah longsor. (ANTARA/Aditya Rohman/dok)

jpnn.com, LEBAK - Total dua orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada Senin (2/12) lalu. Bencana alam yang terjadi jelang dini hari tersebut turut memaksa 180 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan berdasar laporan termutakhir yang diterima pada Jumat (6/12) siang, dalam pekan ini cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Lebak mengakibatkan beberapa bencana hidrometeorologi basah.

BACA JUGA: Kepala BNPB Sebut Adexco 2024 Bisa Ciptakan Teknologi Karya Anak Bangsa Naik Kelas

Bencana itu berupa banjir di 16 kecamatan, pohon tumbang di tujuh kecamatan, tanah longsor di 14 kecamatan, pergerakan tanah di enam kecamatan, dan angin kencang melanda dua kecamatan.

“Siang ini, banjir yang sempat menggenangi 1.949 rumah dilaporkan berangsur surut. Meskipun demikian, masih ada wilayah yang tergenang banjir salah satunya di Kecamatan Banjarsari. Ketinggian air antara 30-50 sentimeter,” kata dia dalam siaran persnya.

BACA JUGA: Hujan Deras Semalaman, Kabupaten Sukabumi Dikepung Bencana

Sementara itu, dampak dari tanah longsor berdasarkan hasil asesmen sementara yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak antara lain 161 unit rumah rusak ringan, tujuh rumah rusak sedang dan 27 rumah rusak berat.

“Lokasi terdampak longsor yang cukup parah terletak di Kampung Lebak Mangga dan Kampung Cimentong, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah,” sambung dia.

BACA JUGA: Bencana Sukabumi, 2 Orang Meninggal Tertimbun Longsor 

Longsor mengakibatkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur desa seperti jembatan gantung roda dua penghubung Kampung Bunter dengan Kampung Leuwipesing di Desa Sangkanwang.

Jembatan roda empat (Jembatan Ciboleger) yang merupakan akses penghubung utama kampung Kaung Kemnag ke Kampung Babakan Girang di Desa Nayagati, dan jembatan penghubung antar Kampung Cimeunteung dengan Kampung Hagarmanah, Kecamatan Bayah.

Total kerugian materil terdampak kejadian banjir dan tanah longsor hasil kaji cepat sementara 12 titik fasilitas sosial, satu titik fasillitas umum, dan 16 titik infrastruktur.

Bupati Kabupaten Lebak menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor NOMOR: 360/KEP.411-BPBD/2024 berlaku selama 14 (empat belas) hari, terhitung sejak 2 Desember 2024 sampai
dengan 15 Desember 2024.

“Sebagai respons darurat, BPBD Kabupaten Lebak telah mendistribusikan bantuan permakanan berupa beras dan makanan instan ke beberapa kecamatan terdampak,” ujar dia.

Guna mendukung penanganan darurat, BNPB mengirimkan bantuan dukungan operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 200 juta kepada Pemerintah Kabupaten Lebak.

Kemudian mengirim sejumlah logistik peralatan dan permakanan dengan rincian paket sembako 300 pcs, makanan siap saji 200 pouch, terpal 300 lembar, hygiene kit 300 paket, matras 200 pcs, selimut 300 pcs, kasur lipat 100 lembar, velbed 50 unit, tenda pengungsi 2 set, perahu karet plus mesin 1 unit, pompa alkon 5 unit, dan karung geotec/geobag 200 lembar. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Basarnas Hentikan Operasi Pencarian Korban Longsor di Deli Serdang


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler