2 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Produksi Biorefineri

Rabu, 27 September 2017 – 22:39 WIB
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati (tengah). Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, BOGOR - Indonesia diprediksi bisa memproduksi bahan bakar dari biomasa nonpati atau biorefineri dalam dua tahun mendatang.

"Potensi pengembangan biorefineri di Indonesia sangat besar. Memang untuk memproduksi biorefineri butuh dana besar karena yang mahal adalah enzimnya. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan teknologi itu mencoba membuat enzim yang bisa menghasilkan mikroba-mikroba untuk produksi kosmetika, bioetano, dan lainnya," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati, Rabu (27/9).

BACA JUGA: Bisnis e-Katalog Ditarget Rp 2,5 Triliun

Menurut Enny, ada tiga hal penting dalam pengembangan teknologi biorefineri untuk mengubah biomasa menjadi bioefuel dan produk kimia lainnya.

Pertama, pengembangan teknologi pretreatment biomasa untuk menghilangkan bagian yang tidak diinginkan.

BACA JUGA: Sasar Kaum Hawa, Startup Jepang Lebarkan Sayap ke Indonesia

Kedua, pengembangan teknologi produksi biokatalis/enzim yang efisien karena biokatalis produk impor dengan harga tinggi.

Ketiga, perlu pengembangan teknologi fermentasi terpadu agar proses lebih efisien.

BACA JUGA: Tukarkan Barang Lama Anda dengan Produk Brother Indonesia

"Jika bisa memadukan ketiga teknologi ini, maka akan menghasilkan proses yang lebih efisien dan menurunkan biaya produksi. Dengan demikian, produksi energi alternatif bisa berbiaya murah dan terjangkau digunakan masyarakat," jelas Enny. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Jaringan Andal, Mustahil Ekonomi Digital Akan Tumbuh


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler