jpnn.com, DEPOK - Dua warga Kota Depok Jawa Barat, Muhammad Jufri dan Imam Riyanto menjadi korban jatuhnya Lion Air JT610 di perairan Karawang, Senin (29/10).
Kedua pria tersebut masih dalam pencarian tim SAR di lokasi jatuhnya pesawat.
BACA JUGA: Tragedi Lion Air JT 610: PMJ Kerahkan Tim Trauma Healing
Beberapa jam setelah kabar JT610 hilang kontak, awak media Radar Depok yang mengetahui adanya korban asal Depok bergegas meluncur ke rumah korban.
Pertama, mengunjungi kediaman korban Muhammad Jufri di Kompleks Perumahan Sawangan Permai Blok F4, Jalan Cucak Rowo RT09/RW09 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan.
BACA JUGA: Polisi Buru Penyebar Hoaks Video Jatuhnya Lion Air JT 610
Di luar rumah duka, tampak sejumlah warga tengah berbincang. Ketua RT09 Dani Untoro yang ditemui mengaku kaget bahwa ada warganya yang menjadi korban pesawat jatuh. Terakhir, Jufri masih ada di rumah pada Sabtu (27/10).
“Kami masih menunggu informasi dari pihak keluarga, karena belum ketemu,” ujar Dani kepada Radar Depok.
BACA JUGA: Basarnas Pastikan Waktu Pencarian Lion Air Belum Dibatasi
Dani mengatakan Jufri sangat bermasyarakat. Bahkan, saat pulang kerja pria yang menjadi Kepala Seksi DJKN di Kementerian Keuangan tersebut kerap kumpul bersama warga. Dani masih ingat, sempat diberi kopi Gayo saat Jufri bertugas di Aceh.
Dani sangat mengenal warganya yang memiliki tiga anak dari hasil pernikahan Jufri dengan Meri Sundari. Jufri pun setiap akhir pekan, sering berolahraga dengan gaya anak muda.
Tidak hanya itu, Dani dan warga selalu ingat dengan kebiasaan Jufri dengan mengenakan kaus dan celana pendek. Jufri memang kerap ditugaskan ke luar kota, pernah bertugas di Aceh dan Pangkal Pinang. “Kami doakan yang terbaik dan keluarga tetap tabah dan sabar,” ujar Dani.
Kedua, awak media Radar Depok mengunjungi kediaman Imam Riyanto. Salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang tinggal di Komplek BPK, RT33/09 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere.
Adik kandung korban, Imam Rismanto mengaku, mengetahui keberadaan kakak kandung pertamanya itu ada di dalam pesawat tersebut dari media sosial. Ia kemudian melihat daftar penumpang dan menemukan nama kakaknya.
“Kami baru dapat info dari media, belum ada keterangan resminya. Kami tanya-tanya keluarga yang lain ternyata ada namanya, sampai sekarang masih koordinasi,” kata Rismanto di kediaman orang tua korban di Komplek BPK RT33/09 Gandul, Cinere, Depok, Senin (29/10).
Dia menjelaskan, kalau kakaknya merupakan seorang pegawai Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) perwakilan Pangkal Pinang. Biasanya, setiap Jumat Imam Riyanto pulang ke Jakarta bertemu keluarga dan Senin pagi kembali ke Pangkal Pinang untuk bekerja.
“Kami mohon doa yang terbaik. Kakak saya dinas di Pangkal Pinang, sedangkan keluarga di Jakarta,” ungkapnya.
Mendengar anaknya menjadi korban, ibunda Riyanto langsung menangis dan tak bisa berkata sepatah kata pun. “Ibu masih terbaring di kamar tidur, tidak bisa dimintai keterangan,” ujar Rismanto.
Perbincangan belum selesai, Rismanto pamit dan langsung berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta, guna memastikan kondisi kakaknya yang menjadi korban pesawat jatuh. Di mata Rismanto, Riyanto adalah orang yang supel terhadap keluarga maupun teman. Korban meninggalkan istri dan dua anak.
“Sebelum berangkat Minggu (28/10), korban sempat ngobrol dengan teman-teman kecilnya di kediaman orang tua di Kompleks BPK RT33/09 Gandul, Cinere,” pungkas Rismanto. (dic/rub)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Pembantu Jokowi, Bos Lion Air Bakal Susah Disentuh?
Redaktur : Tim Redaksi