200 Pengusaha Belanda Mulai Serbu Indonesia

Rabu, 23 November 2016 – 18:27 WIB
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam jumpa pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/11). Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Istana Merdeka, Rabu (23/11).

Dalam pertemuan itu, mereka membahas mengenai peningkatan kerja sama dan kemitraan dua negara.

BACA JUGA: Setnov Balik jadi Ketua DPR, Politikus Nasdem: Kesannya Kurang Baik

"Hubungan Indonesia dengan Belanda sangat intensif dan mencakup banyak sekali bidang. Hal ini merupakan perwujudan dari kemitraan komprehensif yang telah dimiliki oleh kedua negara. Pertemuan bilateral tadi banyak membahas mengenai kerja sama ekonomi dengan fokus kepada perdagangan investasi, pengelolaan air, dan pembangunan infrastruktur maritim," ujar Presiden yang akrab disapa Jokowi saat jumpa pers bersama Rutte.


Presiden menyatakan merasa terhormat atas kunjungan yang dilakukan PM Rutte bersama dengan delegasinya ke Jakarta kali ini.

BACA JUGA: Mbak Puan Dorong Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Kesehatan Indonesia-Belanda

Dalam kunjungannya tersebut, PM Rutte membawa serta sedikitnya 200 pelaku usaha Belanda.

"Hal ini menunjukkan kepercayaan, menunjukkan trust dan komitmen pemerintah dan swasta Belanda, untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," imbuhnya.

BACA JUGA: Pesan Hidayat Nur Wahid untuk Prajurit TNI

Pengelolaan air dan pengembangan infrastruktur merupakan bidang kerja sama yang diprioritaskan kedua belah pihak dalam pertemuan tersebut.

"Kita berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama di dua bidang ini, termasuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung," tuturnya.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Jokowi juga mendorong peningkatan ekspor kayu Indonesia ke Belanda.

Produk kayu Indonesia diketahui telah dilengkapi dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai sertifikasi legal untuk produk kayu ekspor.

Uni Eropa pun telah memberikan pengakuan terhadap produk kayu Indonesia dengan memberikan lisensi FLEGT (Forest Law Enforcement Governance and Trade) yang memungkinkan Indonesia untuk mengekspor kayu ke Uni Eropa tanpa perlu menjalani pemeriksaan di setiap pelabuhan di Eropa.

"Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang sudah memiliki FLEGT license. Indonesia harus menggunakan keunggulan komparatif ini dengan baik," imbuh Presiden.

Terkait dengan perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa, Jokowi mengatakan Indonesia mulai bersiap untuk melakukan negosiasi dengan Uni Eropa.


"Kita juga membahas mengenai persiapan negosiasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kita tegaskan hasil negosiasi CEPA harus menguntungkan rakyat kedua pihak," tegas presiden.


Sementara itu, PM Rutte mengatakan Indonesia adalah mitra penting bagi Belanda.

Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dianggap memiliki peran penting di kawasan.

Belanda berkomitmen terus meningkatkan kemitraan di masa depan.

"Ada banyak kesamaan yang mempersatukan Belanda dan Indonesia, dan banyak hal yang telah dicapai sejak kedua negara menandatangani deklarasi bersama dalam kemitraan yang komprehensif," ujar PM Rutte.

Menurutnya, Belanda merupakan negara tujuan utama ekspor Indonesia di Eropa dan juga termasuk negara investor utama di Indonesia.

Nilai transaksi perdagangan di antara kedua negara mencapai USD 3,2 miliar di 2016.

"Hubungan ekonomi kita sedang berkembang dan kita akan bekerja sama lebih erat lagi di sektor antara lain di bidang hukum, keamanan, dan pendidikan," pungkasnya. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbedaan Itu Indah, Jangan Sampai Terpecah Belah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler