“Untuk mengantisipasinya, kita memiliki beberapa program. Di antaranya kampanye kepada masyarakat untuk penggunaan bibit unggul. Sehingga, produksi padi tidak terpengaruh dengan penyusutan lahan, karena kapasitas produksinya bisa dioptimalkan,” bebernya Wawan kepada Radar (Grup JPNN), Senin (3/12).
Disebutkan, saat ini Kabupaten Majalengka memiliki lahan pertanian dengan luas sekitar 52 ribu hektare. Dari luas keseluruhan itu, sebanyak 39.100 hektare ditetapkan sebagai lahan berkelanjutan yang tidak bisa diganggu gugat.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Tol Cikapa dan Cisumdawu, Drs H Ade Rachmat Ali MSi menyebutkan, sebagian daerah di Kabupaten Majalengka yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dipastikan akan terkena dampak pembangunan jalan Tol Cisumdawu. Bukan hanya itu, sebagian daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Indramayu juga akan terkena dampak pembangunan Tol Cikapa.
Dia menyebutkan, panjang total jalan tol Cisumdawu sekitar 61 kilometer, empat kilometer di antaranya berada di Kabupaten Majalengka. Kendati demikian, Ade mengaku, hingga saat ini belum ada proses pembebasan lahan untuk jalan tol itu. Untuk pembebasan lahannya, direncanakan akan mulai dilakukan pada tahun 2013 mendatang.
“Sekarang baru akan dibangun dari Bandung-Sumedang dulu. Nah, nanti dari Sumedang, kemudian dilanjutkan ke Kertajati. Kita masih menunggu titik ke mana arahnya,” ujar pria yang juga menjabat sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Majalengka ini.
Sementara, tol Cikapa sebagian lahannya sudah dibebaskan dan jalurnya akan dimulai dari perbatasan Kabupaten Majalengka dengan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, selanjutnya akan terintegrasi dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. (azs)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Daging Sapi Terus Meroket
Redaktur : Tim Redaksi