ROMA - Semua mata tertuju pada cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (13/3). Hal ini dikarenakan, para kardinal dari seluruh penjuru dunia mengambil bagian dalam hari kedua konklaf untuk pemilihan paus baru.
Sebanyak 115 kertas suara dari pemimpin gereja harus memenuhi syarat untuk diajukan dalam kapel yang terkenal karena lukisan di langit-langit yang dilukis oleh pelukis ternama Michelangelo Renaissance itu.
Para kardinal memiliki empat kesempatan untuk memilih, dua kali di pagi hari dan dua kali sore hari. Mayoritas dua pertiga suara diperlukan untuk dapat terpilihnya paus baru menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari lalu.
Paus yang nanti terpilih akan mengambil kepemimpinan Gereja Roma Katolik yang telah diguncang oleh skandal pelecehan seks anak dan korupsi dalam beberapa tahun terakhir.
Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina pada Selasa malam, setelah para kardinal gagal untuk memilih seorang paus baru di hari pertama konklaf mereka. Meskipun dilanda hujan, banyak kerumunan masyarakat yang menyaksikan cerobong asap dan layar besar yang berada di Lapangan Basilika Santo Petrus.
Selasa kemarin, para kardinal dengan memakai pakaian serba merah memasuki Kapel Sistina dengan prosesi khidmat sambil melantunkan doa.
Dipimpin oleh kardinal senior konklaf, Giovanni Battista Re, masing-masing kardinal yang bisa memilih adalah kardinal yang berusia dibawa 80 tahun. Kemudian bersumpah kerahasiaan dan mereka semua yang tidak terlibat diperintahkan untuk meninggalkan kapel yang memiliki langit-langit seluas 12.000 kaki persegi ini.
Para kardinal akan tetap terkunci dalam isolasi sampai satu calon terpilih untuk memimpin 1,2 miliar umat Roma Katolik di dunia, dengan mayoritas dua pertiga suara atau 77 suara dari 115 kardinal.
Sampai saat itu, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan dunia luar dengan cara apapun. Perangkat jamming telah dipasang untuk mencegah penggunaan ponsel atau perangkat lainnya.
Para kardinal tinggal di Casa Santa Marta, sebuh Hotel di Vatikan kemudian pindah ke Kapel Pauline untuk berdoa dan Kapel Sistina untuk pemilihan.
Tepuk tangan menggema di sekitar Basilika Santo Petrus pada Selasa lalu, karena Kardinal Angelo Sodano, dekan College of Cardinals, memberikan terimakasih kepada ‘Paus Brilian’ Benediktus, yang tak diduga mengundurkan diri.
Ketika kardinal Benediktus terpilih pada tahun 2005 lalu, setelah konklaf yang berlangsung pada hari kedua, asap putih, sinyal keputusan adanya paus baru datang sekitar enam jam setelah pemungutan suara. (ian/jpnn)
Sebanyak 115 kertas suara dari pemimpin gereja harus memenuhi syarat untuk diajukan dalam kapel yang terkenal karena lukisan di langit-langit yang dilukis oleh pelukis ternama Michelangelo Renaissance itu.
Para kardinal memiliki empat kesempatan untuk memilih, dua kali di pagi hari dan dua kali sore hari. Mayoritas dua pertiga suara diperlukan untuk dapat terpilihnya paus baru menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari lalu.
Paus yang nanti terpilih akan mengambil kepemimpinan Gereja Roma Katolik yang telah diguncang oleh skandal pelecehan seks anak dan korupsi dalam beberapa tahun terakhir.
Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina pada Selasa malam, setelah para kardinal gagal untuk memilih seorang paus baru di hari pertama konklaf mereka. Meskipun dilanda hujan, banyak kerumunan masyarakat yang menyaksikan cerobong asap dan layar besar yang berada di Lapangan Basilika Santo Petrus.
Selasa kemarin, para kardinal dengan memakai pakaian serba merah memasuki Kapel Sistina dengan prosesi khidmat sambil melantunkan doa.
Dipimpin oleh kardinal senior konklaf, Giovanni Battista Re, masing-masing kardinal yang bisa memilih adalah kardinal yang berusia dibawa 80 tahun. Kemudian bersumpah kerahasiaan dan mereka semua yang tidak terlibat diperintahkan untuk meninggalkan kapel yang memiliki langit-langit seluas 12.000 kaki persegi ini.
Para kardinal akan tetap terkunci dalam isolasi sampai satu calon terpilih untuk memimpin 1,2 miliar umat Roma Katolik di dunia, dengan mayoritas dua pertiga suara atau 77 suara dari 115 kardinal.
Sampai saat itu, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan dunia luar dengan cara apapun. Perangkat jamming telah dipasang untuk mencegah penggunaan ponsel atau perangkat lainnya.
Para kardinal tinggal di Casa Santa Marta, sebuh Hotel di Vatikan kemudian pindah ke Kapel Pauline untuk berdoa dan Kapel Sistina untuk pemilihan.
Tepuk tangan menggema di sekitar Basilika Santo Petrus pada Selasa lalu, karena Kardinal Angelo Sodano, dekan College of Cardinals, memberikan terimakasih kepada ‘Paus Brilian’ Benediktus, yang tak diduga mengundurkan diri.
Ketika kardinal Benediktus terpilih pada tahun 2005 lalu, setelah konklaf yang berlangsung pada hari kedua, asap putih, sinyal keputusan adanya paus baru datang sekitar enam jam setelah pemungutan suara. (ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Konklaf, Vatikan Diisukan Membeli Sauna Gay
Redaktur : Tim Redaksi