"Tahun ini akan bertambah parah dengan maraknya peralihan pengguna BBM nonsubsidi ke BBM Bersubsidi akibat tingginya disparitas harga," kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso dalam keterangan persnya, Senin (9/4).
Dijelaskan, sepanjang tahun 2011, kendaraan mobil pribadi menguras APBN hingga Rp 77,9 triliun. Hal ini membuat beban subsidi BBM yang sebelumnya ditarget sebesar Rp 129,7 triliun membengkak hingga Rp 165,2 triliun atau 127,4 persen. Parahnya, angkutan umum hanya mengkonsumsi tiga persen, sedangkan mobil barang empat persen.
"Sisanya dikonsumsi sepeda motor 40 persen dan mobil pribadi 53 persen," tambahnya.
Jika dirupiahkan, angkutan umum hanya kebagian sekitar Rp 4,1 triliun dan mobil barang Rp 5,9 triliun. Sedangkan untuk sepeda motor menghabiskan Rp 58,8 triliun dan mobil pribadi menguras APBN hingga Rp 77,9 triliun.
”Total untuk kendaraan pribadi menguras APBN 2011 sebesar Rp 136,7 triliun,” ucapnya.
Sementara itu Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo menyatakan, ketika BBM subsidi mencapai Rp 6.000/liter, banyak masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum termasuk bus Transjakarta. Namun, begitu kenaikan harga BBM bersubsidi ditunda, orang kembali naik kendaraan pribadi lagi.
"Kita bisa berkaca pada program konversi minyak tanah ke BBG (elpiji). Mohon diingat pengalihan minyak tanah ke elpiji di masa lalu menghemat lebih dari Rp 50 triliun per tahun. coba saat ini ada tidak yang mau menggunakan minyak tanah untuk memasak kalau ada elpiji? Program konversi BBM ke BBG tidak akan berhasil selama premium harganya Rp 4.500 per liter," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil di Atas 1.500 CC Wajib Pertamax
Redaktur : Tim Redaksi