Upaya menjinakkan inflasi mulai membuahkan hasil. Ini terlihat dari laju inflasi yang dalam dua tahun terakhir terkendali di bawah 5 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pada Desember 2012 lalu, laju inflasi tercatat sebesar 0,54 persen. Sehingga, akumulasi inflasi sepanjang Januari-Desember 2012 sebesar 4,30 persen. "Ini cukup rendah," ujarnya, Rabu (2/1).
Jika dibandingkan dengan inflasi periode 2011 yang sebesar 3,79 persen, inflasi tahun 2012 memang lebih tinggi. Namun, realisasi inflasi 4,30 persen tersebut masih di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4,8 persen, bahkan jauh di bawah target APBN-P 2012 yang sebesar 6,8 persen.
Menurut Suryamin, pada Desember lalu, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen; serta kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen.
BPS mencatat ada 20 komoditas yang sepanjang 2012 memegang porsi dominan dalam fluktuasi laju inflasi. Diantaranya adalah beras, ikan segar, emas perhiasan, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, daging sapi, gula pasir, tarif sewa rumah, bawang putih, dan tempe.
Suryamin mengatakan, komoditas pangan memang masih memegang porsi dominan dalam inflasi. Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2011, kenaikan harga pangan tahun 2012 lalu masih lebih terkendali. "Karena itu, ini (pangan, Red) harus terus dipantau, karena sangat menentukan daya beli masyarakat," ujarnya.
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wijoyo menambahkan, terkendalinya inflasi sepanjang 2012 terbantu oleh kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM subsidi serta membatalkan rencana pembatasan BBM subsidi untuk mobil pribadi. "Kalau tahun lalu (harga) BBM naik, inflasi bisa melonjak di atas 5 persen," katanya.
Bagaimana dengan proyeksi inflasi 2013? Menurut Hadi, dengan asumsi kenaikan tariff listrik sebesar 15 persen dilakukan bertahap setiap triwulan, maka dampaknya ke inflasi diperkirakan tidak akan besar. "Efek tariff listrik masih jauh di bawah efek harga BBM," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, tahun 2013, BI memproyeksi laju inflasi sebesar 4,8 persen. Jika ditambah dengan efek kenaikan tarif listrik, inflasi diproyeksi akan mencapai kisaran 5 persen. "Artinya, masih dalam kisaran target," ujarnya. (owi)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pada Desember 2012 lalu, laju inflasi tercatat sebesar 0,54 persen. Sehingga, akumulasi inflasi sepanjang Januari-Desember 2012 sebesar 4,30 persen. "Ini cukup rendah," ujarnya, Rabu (2/1).
Jika dibandingkan dengan inflasi periode 2011 yang sebesar 3,79 persen, inflasi tahun 2012 memang lebih tinggi. Namun, realisasi inflasi 4,30 persen tersebut masih di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4,8 persen, bahkan jauh di bawah target APBN-P 2012 yang sebesar 6,8 persen.
Menurut Suryamin, pada Desember lalu, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen; serta kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen.
BPS mencatat ada 20 komoditas yang sepanjang 2012 memegang porsi dominan dalam fluktuasi laju inflasi. Diantaranya adalah beras, ikan segar, emas perhiasan, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, daging sapi, gula pasir, tarif sewa rumah, bawang putih, dan tempe.
Suryamin mengatakan, komoditas pangan memang masih memegang porsi dominan dalam inflasi. Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2011, kenaikan harga pangan tahun 2012 lalu masih lebih terkendali. "Karena itu, ini (pangan, Red) harus terus dipantau, karena sangat menentukan daya beli masyarakat," ujarnya.
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wijoyo menambahkan, terkendalinya inflasi sepanjang 2012 terbantu oleh kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM subsidi serta membatalkan rencana pembatasan BBM subsidi untuk mobil pribadi. "Kalau tahun lalu (harga) BBM naik, inflasi bisa melonjak di atas 5 persen," katanya.
Bagaimana dengan proyeksi inflasi 2013? Menurut Hadi, dengan asumsi kenaikan tariff listrik sebesar 15 persen dilakukan bertahap setiap triwulan, maka dampaknya ke inflasi diperkirakan tidak akan besar. "Efek tariff listrik masih jauh di bawah efek harga BBM," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, tahun 2013, BI memproyeksi laju inflasi sebesar 4,8 persen. Jika ditambah dengan efek kenaikan tarif listrik, inflasi diproyeksi akan mencapai kisaran 5 persen. "Artinya, masih dalam kisaran target," ujarnya. (owi)
Tahun | Persen |
2006 | 6,6 |
2007 | 6,59 |
2008 | 11,06 |
2009 | 2,78 |
2010 | 6,96 |
2011 | 3,79 |
2012 | 4,3 |
jpnn.com, JAKARTA - Sumber : BPS
BACA JUGA: Inflasi Mulai Naik, Lebih Tinggi dari Nasional
Redaktur : Tim Redaksi