Mulai Bulan Januari 2015 mendatang, Pemerintah Vietnam akan menghentikan izin impor produk buah dan sayuran dari Australia dengan total nilai perdagangan mencapai  $40 juta.

 

BACA JUGA: Galeri Foto : Ungkapan Duka dan Solidaritas di Martin Place

Otoritas pertanian Australia telah gagal meredakan kekhawatiran Pemerintah Vietnam mengenai pengelolaan lalat buah. Lalat buah sejauh ini telah menyebabkan Australia kehilangan potensi pasar ekspor senilai $300 juta per tahun. Direktur Eksekutif Eksportir Hortikultura Australia,  Michelle Christoe, mengatakan  Departemen Pertanian Australia tidak berbuat cukup untuk membuka perdagangan sehingga sejumlah pasar hortikultura Australia hilang, termasuk buah anggur. "Anggur jenis Red Globe merupakan label buah anggur paling populer yang diekspor ke Vietnam."
"Yang menyebabkan kondisi ini semakin memburuk adalah sebelumnya kita telah kehilangan akses ekspor ke pasar di Taiwan, Thailand, Philipina dan sekarang Vietnam. "Transportasi udara 30% pendapatannya mengandalkan sektor ekspor kita," Dalam pernyataannya Departemen Pertanian mengatakan para pejabat Australia di Vietnam telah berusaha memperoleh kembali akses izin impor buah-buahan dari Australia sesegera mungkin. Hugh Molloy, eksportir buah Antico, mengatakan perusahaannya menerima peringatan singkat terkait larangan ini dan tidak pernah diberikan waktu untuk membuka pasar baru bagi produk buah ceri miliknya. Dia mengatakan perdagangan buah ke Vietnam tahun ini sangat pesat, terutama untuk jenis buah anggur Red Globe, jeruk dan buah Pir  Paradise, dan dia hanya mengirimkan buah untuk jaringan supermarket di Kota Ho Chi Minh. Anggur Red Globe tercatat memang menempati urutan pertama atau sekitar 82 persen dari total produk hortikultura yang di ekspor Australia ke Vietnam. Para petani anggur Red Globe di Australia berusaha keras untuk mempertahankan akses ke salah satu pasar terbesar mereka. Ketua Asosiasi Petani Anggur Red Globe Australia,Geoff Scott mengatakan kliennta menghadapi sejumlah kendala utama memasuki masa panen mereka. "Kabar ini membuat petani kami frustasi, dan ini situasi yang sangat mengecewakan sekaligus meresahkan bagi petani anggur kami," katanya.
"Pasar ekspor industri anggur sajian di meja ke Vietnam mencapai $32 juta. Oleh karena itu masalah ini penting untuk bisa diselesaikan sebelum musim panen dimulai yakni pada minggu pertama Januari mendatang,"
Meski demikian  Scott tetap optimistis strategi pengelolaan masalah hama dan penyakit lalat buah yang diterapkan pemerintah Austrakua saat ini sudah tepat.
Scott juga yakinn Pemerintah Vietnam juga sangat peduli dengan prosedur penanganan lalat buah mediterranean yang juga ditemukan di Australia Barat. Dia meyakini pendekatan yang bisa diterima akal sehat semua pihak setidaknya akan memberikan peluang untuk berlanjutnya kembali perdagangan buah anggur meja dari negara-negara di Timur Australia. Jika itu tidak terwujud, Scott memprediksi akan terjadi kelebihan buah anggur dalam negeri pada awal 2015 yang menurutnya akan sangat memukul petani anggur Australia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Melbourne Pantau Tindakan Anti Muslim

Berita Terkait