jpnn.com, JAKARTA - Emiten transportasi pelayaran PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berhasil membukukan kinerja dengan menorehkan pendapatan dan laba bersih yang melejit sepanjang periode 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan kinerja perseroan 2022 yang belum diaudit itu diperoleh dari perolehan kontrak dan sewa kapal yang meningkat signifikan.
BACA JUGA: Komunitas Sopir Truk Dukung Ganjar Sosialisasikan Keselamatan Berkendara di Bekasi
Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi dengan pengontrolan anggaran yang ketat.
"Kami bersyukur dapat mencapai kinerja yang cemerlang berkat kerja keras semua pihak di dalam perusahaan saat dunia baru mulai bangkit dari pandemi," ujar Dandun, pada Rabu, (28/12).
BACA JUGA: BTN Targetkan Penyaluran KPR FLPP & Tapera Sebanyak 182.250 Unit Senilai Rp 27,337 triliun
GTSI mengumpulkan pendapatan unaudited senilai USD41,65 juta setara Rp 649,85 miliar (asumsi kurs Rp 15.601 per dolar Amerika Serikat).
Capaian pendapatan ini melonjak 35,4% jika dibandingkan dengan perolehan sama tahun sebelumnya senilai USD 30,76 juta.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Dinilai Sukses Lakukan Pemerataan Pembangunan
GTS Internasional berhasil mengejar target pendapatan sepanjang tahun ini senilai USD43,45 juta. Perkembangan ini didukung oleh pendapatan perseoran yang terus mengalami kenaikan secara konsisten.
Pada kuartal I-2022, GTSI mencatat pendapatan sebesar USD10,45 juta (Rp163,03 miliar) sebelum naik 102% quarter-on-quarter (qoq) menjadi USD21,14 juta (Rp329,8 miliar) pada kuartal II, dan terdongkrak lagi 47,1% qoq menjadi USD31,1 juta (Rp485,32 miliar) pada kuartal III-2022.
Jika ditinjau secara nominal, GTSI mencatat rata-rata kenaikan pendapatan sebesar US$10,33 juta (Rp161 miliar) dari kuartal ke kuartal.
GTSI merupakan anak usaha dari Humpuss Maritim Internasional (HUMI), yang berencana akan melakukan IPO dalam waktu dekat.
Moncernya pendapatan GTSI, membuat Perseroan berhasil membalikkan pencapaian tahun ini menjadi laba dibandingkan dengan sebelumnya rugi.
Tahun ini, GTSI meraup laba bersih USD 5,38 juta setara dengan Rp 84,03 miliar. Hal itu berbanding terbalik dari tahun sebelumnya yang rugi USD 11,9 juta.
Salah satu penopang pertumbuhan pendapatan GTSI yang mendorong berbaliknya rugi menjadi laba bersih adalah segmen bisnis pengantaran gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Pendapatan dari segmen ini tercatat naik 23,4% dari USD17,79 juta (Rp 277,54 miliar) pada kuartal III-2021 menjadi USD21,95 juta (Rp 342,44 miliar) pada kuartal III-2022.
Selanjutnya, walaupun terjadi penurunan aset sebesar 4,39% dari USD 128,68 juta (Rp 2,01 triliun) menjadi USD 123,04 juta (Rp 1,92 triliun) secara tahunan, namun liabilitas Perseroan pun mengalami penurunan 15,79% dari USD 80,63 juta (Rp 1,26 triliun) menjadi USD67,9 juta (Rp 1,06 triliun) pada kuartal III-2022.
Dengan begitu, ekuitas GTSI per kuartal III-2022 tercatat pada angka USD 55,14 juta (Rp 860,24 miliar), meningkat dari USD 50,95 juta (Rp 794,87 miliar) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Masih pada periode yang sama, GTSI mencatat marjin bersih sebesar 14,68%, berbalik dari negatif 52,72% pada laporan keuangan akhir tahun sebelumnya.
Selanjutnya, tingkat pengembalian aset GTSI menuju positif dari negatif 12,6% menjadi 3,71%, dan tingkat pengembalian ekuitas pun turut menghijau dari negatif 33,75% menjadi 8,28%.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaatkan Jaringan Serat Optik di Sepanjang Jalur Kereta, XL Axiata Gandeng Surge
Redaktur & Reporter : Yessy Artada