2029 Warga Jakarta Ditargetkan Beralih ke Angkutan Massal

Kamis, 15 Februari 2018 – 05:17 WIB
Kawasan berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan sebanyak 60 persen pada 2029 warga Jakarta akan menggunakan angkutan umum massal.

Pengembangan infrastruktur utama dikombinasikan dengan peningkatan sistem transportasi serta pengembangan TOD di wilayah Jabodetabek, diyakini akan menjadikan target tersebut terealisasi.

BACA JUGA: Libur Imlek, KAI Daop I Jakarta Siapkan 8 KA Tambahan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dengan pergerakan 60 persen tersebut artinya MRT, LRT, BRT, dan KRL sudah berfungsi dan menjadi bagian terpenting bagi masyarakat.

Namun hal tersebut tidak akan terwujud jika tidak didukung oleh semua pihak, terutama peranan swasta.

BACA JUGA: Menhub Ajak Warga Terbiasa Manfaatkan Angkutan Umum

“Karena transportasi massal itu waktunya tepat, ramah lingkungan dan lain sebagainya. Oleh karenanya itu tidak bisa dilakukan sendiri, kami harus minta swasta untuk bergabung. Semua harus ikut terlibat, agar target 2029 itu bisa tercapai. Kalau masih ego sektoral, ini tidak akan terjadi. Saat ini baru berkisar 40 persen,” tutur Budi.

Budi menambahkan, keberhasilan pembangunan di daerah berskala besar akan tergantung pada perkembangan sistem transportasinya. Seperti yang diketahui di banyak kota besar, masalah transportasi muncul dalam kehidupan sehari-hari seperti kemacetan lalu lintas.

BACA JUGA: Brebes Banjir, 6 Jadwal KA Terlambat Berangkat

"Dengan kondisi ini tentunya Kementerian Perhubungan ditantang untuk memperbaiki sistem transportasi guna mengatasi permasalahan," sambung dia.

Dalam pengembangan sistem transportasi untuk kota-kota besar, konsep Transport Oriented Development sering diajukan. Skema ini memberikan waktu tempuh yang lebih pendek dengan memusatkan simpul aktivitas dan mengintegrasikan transportasi umum berbasis rel dan / atau jalan.

TOD biasanya merupakan penggunaan lahan campuran dengan kepadatan pengembangan properti yang tinggi. TOD akan menciptakan lingkungan yang mudah dijangkau karena transportasi umum bisa diakses dalam jarak lebih kurang 1 km atau sekitar 5 sampai 10 menit berjalan kaki.

“Saya yakin dengan mengembangkan TOD, masalah transportasi terutama kemacetan lalu lintas akan berkurang karena orang yang tinggal di daerah TOD cenderung menggunakan angkutan umum karena akan lebih nyaman. Ini sejalan dengan tujuan pembangunan transportasi untuk mengalihkan penggunaan mobil pribadi ke angkutan umum,” tandas dia.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maaf, KA Pangrango Belum Bisa Sampai Stasiun Bogor


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler