Agus menuturkan, kasus HIV/AIDS yang ditemukan di klinik VCT RSUD Kardinah sejak 2008 hingga Oktober 2012, total 211 kasus. Rinciannya untuk temuan HIV ada 117 orang, dan AIDS sejumlah 94 orang.
Dari hasil temuan itu, yang merupakan warga Kota Tegal diketahui 65 orang penderita AIDS. Dalam data menyebutkan, total 65 orang terdiri dari 20 perempuan, dan 45 laki-laki. "Angka tersebut masih jauh dari jumlah yang diestimasikan sebanyak 177 penderita. Inilah yang dinamakan fenomena gunung es, dari estimasi 177 baru diketahui atau ditemukan 65 orang," ujarnya.
Agus merinci, apabila dilihat dari kelompok usianya penderita, paling banyak umur 25 - 49 tahun. Jumlah penderita mencapai 35 orang laki-laki, dan 14 orang perempuan. Kemudian kelompok usia 20 - 24 tahun, penderita laki-laki 4 orang, serta perempuannya 5 orang.
Untuk golongan usia di bawah 1 tahun dan 50 tahun ke atas, masing-masing satu penderita, dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan usia antara 1 - 14 tahun, penderita laki-laki 3 orang, dan perempuannya 1 orang.
Jika dilihat dari kelompok resiko tinggi penderita AIDS, lanjut Agus, 21 orang pelanggan PSK. Pasangan resiko tinggi 10 orang, warga binaan atau Lapas 10 orang dan lain-lain, termasuk di dalamnya anak-anak 8 orang. Selanjutnya wanita penjaja seks (WPS) 6 orang, ISUA 6 orang, waria 3 orang, dan homoseksual 1 orang.
Berkaitan dengan itu, maka Dinkes Kota Tegal menggencarkan sosialisasi mengenai HIV/AIDS dan IMS pada seluruh lapisan masyarakat. Seperti di terminal bus dengan sasaran sopir, kru bus serta pedagang. Kegiatan dilangsungkan karena masih kurang pahamnya masyarakat terhadap HIV/AIDS.
"Jumlah peserta yeng mengikuti sosialisasi di terminal sebanyak 60 orang. Kenapa warga terminal menjadi sasaran sosialisasi" Sebab mereka orang-orang yang mobilitasnya tinggi ke luar kota. Sehingga sangat rentan akan penularan HIV/AIDS. Sosialisasi di terminal ini baru kali pertama dilaksanakan."
Disamping di terminal, Dinkes juga melakukan kegiatan sama di kelurahan-kelurahan. Dengan sosialisasi seperti ini, masyarakat akan menjadi faham. Sehingga mereka tidak mengucilkan orang penderita HIV/AIDS. Karena virus tersebut menular hanya melalui hubungan seks, dan cairan darah. Jadi meski mandi bersama, berjabatan tangan, bersin atau berbincang-bincang tidak akan menularkan.
"Ini yang belum banyak diketahui orang. Sehingga yang masih kerap kali terjadi, masyarakat mengucilkan penderita HIV/AIDS. Mudah-mudahan melalui sosialisasi yang gencar ini dapat menyadarkan masyarakat dan membongkar fenomena gunung es tadi," pungkasnya. (adi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Organda Bakal Mogok
Redaktur : Tim Redaksi