Seorang bapak di Tiongkok, berusia 51 tahun, bertemu kembali dengan putranya setelah sebelumnya selama 24 tahun dia berkeliling sejauh lebih dari 500 ribu kilometer ke seluruh Tiongkok menggunakan sepeda motor mencari anaknya.

Pria bernama Guo Gangtang kehilangan bayinya yang ketika itu berusia dua tahun dan diambil paksa oleh kriminal perdagangan manusia di depan rumahnya di provinsi Shandong.

BACA JUGA: Tegas, Warga Belum Divaksin Dilarang Beraktivitas di Keramaian

Guo, yang kerja sebagai petani, kemudian menghabiskan seluruh pendapatannya untuk menemukan kembali anaknya.

Ia bahkan menjadi anggota dari sebuah organisasi yang terkenal dengan usaha mereka untuk menemukan orang-orang yang hilang atau diculik.

BACA JUGA: Yi Fanping Sebut Hal Ini Membuktikan Vaksin Buatan China Aman dan Efektif

Kisah pencarian Guo telah menarik perhatian warga di Tiongkok, bahkan ceritanya sudah diangkat menjadi sebuah film enam tahun lalu.

Hari Minggu kemarin menjadi hari yang membahagiakan setelah Guo bertemu dengan Guo Xinzhen, anaknya yang dijual ke kawasan Henan di tahun 1997.

BACA JUGA: Thailand Coba Kombinasi Vaksin Sinovac dan AstraZeneca Karena Penularan Varian Delta Meningkat

Pertemuan mereka diliput luas oleh media dan disebarkan di online, tak ketinggalan dengan ucapan selamat dari seluruh kawasan di Tiongkok.

Hari Selasa Kementerian Keamanan Umum di Tiongkok mengadakan jumpa pers menjelaskan rincian bagaimana mereka berhasil dipersatukan lewat penelusuran DNA.

Wakil Direktur Biro Penyelidikan Kriminal di Kementerian Keamanan Umum di Tiongkok, Tong Bishan mengatakan sampel DNA diambil dari warga di kota Henan, setelah mereka mendapatkan "informasi" untuk memperkecil wilayah pencarian.

Menurut kementerian tersebut, seorang pria dan seorang perempuan di provinsi Shanxi sudah ditahan terkait dengan penculikan.

Di bulan September 1997, Gao Xinchen yang ketika itu berusia dua tahun diculik oleh seorang perempuan saat sedang bermain di dekat rumahnya.

Lebih dari 500 orang membantu usaha pencarian, bahkan hingga ke sejumlah terminal bus dan stasiun kereta, namun tidak ada tanda-tanda yang ditemukan.

Guo Gangtang tidak putus harapan.

Dia memperbesar foto anaknya dan mencetaknya ke dalam sebuah bendera dengan pesan "Dimana sekarang anakku? Ayah akan membawamu pulang ke rumah".

Dia kemudian berkeliling ke seluruh Tiongkok mencari keberadaan anaknya.

"Saya berpikiran mungkin masih ada harapan bila saya pergi untuk mencarinya," katanya kepada jaringan televisi Tiongkok Central Television (CCTV) di tahun 2015.

"Penculiknya tidak mungkin akan mengembalikan anak saya. Jadi kalau saya hanya di rumah saja, tidak mungkin dia kembali. Sejak akhir tahun 1997, saya mulai melakukan pencarian anak saya."

Guo Gangtang sudah melakukan perjalanan ke seluruh Tiongkok, dengan mendistribusikan selebaran dari sepeda motor yang dikendarainya.

Dia bahkan belajar menggunakan internet untuk mendapatkan informasi tambahan dan menulis puluhan ribu surat untuk meminta bantuan kepada teman, sanak keluarga, relawan dan polisi di seluruh Tiongkok.

Tapi di tengah mencari anaknya sendiri, ia malah berhasil menemukan sejumlah anak lain yang hilang dari keluarganya, berkat informasi yang sedang ia kumpulkan.

Cerita perncarian yang dilakukan Guo Gantang dijadikan film berjudul 'Lost and Love' yang pertama kali ditayangkan di tahun 2015, dengan pemain aktor terkenal asal Tiongkok, Andy Lau sebagai pemeran utama.

Setelah mendengarkan Guo Gangtang bertemu anaknya , Andy Lau  juga memberikan ucapan selamat khusus online sambil menyerukan agar ada upaya memerangi perdagangan anak di Tiongkok.

"Hari ini saya merasa sangat senang dan lega karena anak Guo yang diculik akhirnya bisa bertemu kembali dengan orang tua mereka setelah 24 tahun, karena usaha yang dilakukan lembaga keamanan negara."

Kementerian Keamanan di Tiongkok mengatakan Kepolisian Tiongkok sejauh ini sudah berhasil menemukan 2.609 anak-anak yang diculik atau hilang, termasuk orang dewasa yang hilang atau diculik saat masih anak-anak.

Polisi berhasil menemukan 147 kasus lama dan menahan 372 orang yang terlibat dalam tindak kriminal tersebut.

Seorang korban bahkan berhasil dilacak setelah 61 tahun.

Reuters

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes Qian Sebut Hubungan China dan Indonesia Makin Erat di Tengah Pandemi

Berita Terkait