jpnn.com, NEW YORK - Amerika Serikat mencatat sejarah baru. Negara berusia 244 tahun, sejak deklarasi kemerdekaan berlangsung pada 4 Juli 1776 lalu, kini memiliki wakil presiden perempuan sekaligus imigran pertama, Kamala Harris.
Kamala Harris bakal mendampingi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di Gedung Putih.
Dalam perjalanan demokrasi di Amerika Serikat, perempuan baru mendapatkan hak memilih presiden pada 1920 silam, 20 tahun setelah draf diusulkan pada kongres, dikutip dari ourdocuments.gov.
Hak ini muncul setelah didorong lahirnya gerakan dan organisasi perempuan, dan proses lobi yang panjang. Perjuangan lahir mengikuti akses yang diberikan negara pada perempuan, untuk menuntut ilmu, berorganisasi, dan bekerja, setara dengan laki-laki.
BACA JUGA: Ada Pesta Kemenangan di Rumah Leluhur Joe Biden
Dua tahun setelah undang-undang disahkan, Rebecca Felton menjadi perempuan pertama yang disumpah menjadi senator, pada 21 November 1922, dilansir dari senate.gov.
Meski dia hanya menjabat selama 24 jam setelah mengambil sumpah, Felton menjadi inspirasi bagi perempuan untuk mendapatkan jabatan politik sebagai senator dan juga representativ di Amerika Serikat.
BACA JUGA: Siapakah Joe Biden? Ini Profilnya
Tahun 1932, Hattie Caraway menjadi senator dan berhasil menuntaskan jabatannya. Kini, total telah ada 57 senator, dengan 26 orang aktif di periode saat ini.
Kamala Harris Wapres AS
Perjalanan Kamala Harris menjadi wakil presiden, diawali dengan sejumlah kandidat lain.
Sebelumya, Hillary Clinton menjadi kandidat presiden perempuan pertama berebut kursi orang pertama di Gedung Putih. Donald Trump dengan strategi populisnya, berhasil mengandaskan impian Clinton.
Ada pula Carly Fiorina, yang maju bersama Ted Crus dalam pilpres 2016, dari Partai Republik. Dia harus kandas di level nominasi partai, setelah Republikan menominasikan Donald Trump menjadi calon presiden.
Selain itu, ada Sarah Palin yang berpasangan dengan John McCain, yang maju menjadi wakil presiden. Palin yang juga Gubernur Alaska, maju di tingkat nominasi presidensial, bersama senator Arizona, John McCain sebagai calon presiden.
Kini, Kamala Harris berhasil mengantongi jabatan tertinggi di Gedung Putih, sebagai wakil presiden Amerika Serikat.
Harris yang memulai kariernya sebagai jaksa di California, mendapatkan jabatan politik setelah terpilih sebagai senator di California, sejak 2017 lalu.
Harris menjadi cerminan perjuangan perempuan di Amerika Serikat, sekaligus perkembangan demokrasi yang memberikan kesempatan pada siapapun warganya, di tengah kebijakan anti imigran yang meningkat di masa Donald Trump.
"Kamala Harris, akan mengubah pola pikir kita tentang bentuk kepemimpinan. Cucu saya akan tahu kemungkinan bagi mereka untuk menjadi pemimpin, jika mereka mau berusaha," kata Glynda Carr, Presiden Heigher Height, kelompok advokasi mendukung kekuatan politik perempuan kulit hitam, dilansir dari NPR. (npr/ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia