250 Ribu Orang Kehilangan Tempat Tinggal Setelah Ledakan di Beirut

Sabtu, 08 Agustus 2020 – 11:10 WIB
Sukarelawan membersihkan jalan-jalan menyusul ledakan di area pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/nz/cfo

jpnn.com, BEIRUT - Diperkirakan sekitar 250.000 warga di Beirut telah kehilangan tempat tinggal setelah ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Selasa malam lalu.

Gubernur Beirut, Marwan Abboud mengatakan kepada berita MTV bahwa antara 200.000 dan 250.000 orang telah kehilangan rumah dan pihak berwenang berupaya menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal untuk mereka.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pekerja Disubsidi, PPPK Ditelantarkan, Mas Menteri Bebaskan Guru, Taruni Gagal Masuk Akpol

"Kami kehilangan 10 anggota Brigade Pemadam Kebakaran Beirut dan kerusakan berkisar antara 3 miliar hingga  5 miliar dolar US, bahkan mungkin lebih," katanya.

Gubernur Marwan Abboud  mengungkapkan pihak keamanan sejak 2014 sudah memperingatkan kemungkinan ledakan di gudang pelabuhan itu karena bahan peledak yang sangat besar itu disimpan dengan cara yang benar untuk memastikan keselamatan publik.

BACA JUGA: Turut Berduka atas Peristiwa Ledakan di Lebanon, Ganjar Berharap Warga Jateng di Beirut Tetap Aman

Sementara itu sebuah yayasan dari Turki, yaitu Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) telah mengirimkan bantuan tenaga ke Beirut  untuk mencari korban yang selamat. 

Jarak Turki ke Lebanon tidak terlalu jauh, lama penerbangan antara 2 hingga tiga jam.

BACA JUGA: Kekuatan Ledakan di Beirut Setara Dengan Gempa Bumi 3,5 SR

Anggota kelompok IHH sejak pagi sudah ikut menggali  puing-puing untuk mencari orang dan menemukan mayat, dan kelompok itu memobilisasi dapur di sebuah kamp pengungsi Palestina di pinggiran Kota Beirut untuk mengirimkan makanan kepada mereka yang membutuhkan, kata Mustafa Ozbek, seorang pejabat yang berbasis di Istanbul dari kelompok itu.

"Kami menyediakan bantuan dengan satu ambulans untuk memindahkan pasien. Kami dapat memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit," katanya.

Pemerintah Turki juga telah menawarkan kepada pemerintah Lebanon untuk membangun rumah sakit lapangan dan membantu sesuai kebutuhan.

"Kami telah menyampaikan tawaran kami untuk membantu, dan  kami mengharapkan tanggapan dari pihak Lebanon," kata seorang pejabat senior Turki di Ankara kepada Reuters, seperti dikutip Al Jazeera.

Sedangkan Prancis, yang pernah menjajah Lebanon, akan mengirim dua pesawat militer ke Libanon dengan para ahli pencarian dan penyelamatan, 15 ton peralatan sanitasi dan sebuah klinik keliling yang diperlengkapi untuk merawat 500 orang yang terluka dalam ledakan dahsyat itu, kata staf kepresidenan.

Pesawat-pesawat itu akan berangkat dari bandara Charles de Gaulle di luar Paris sekitar Rabu tengah hari 10.00 GMT atau pukul 17.00 WIB  untuk tiba di Beirut sore hari waktu setempat, dengan 55 personil keamanan sipil di dalamnya, katanya.

Selusin personel darurat juga akan dikirim ke Beirut segera "untuk memperkuat rumah sakit di ibukota Lebanon," kata presiden Prancis melalui juru bicaranya. (aljazeera/ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler