jpnn.com, JAKARTA - Aktivis '98 Mustar Bonaventura menyebut kekejian Orde Baru tidak boleh dilupakan rakyat Indonesia karena rezim tersebut mengakibatkan 500 ribu orang meninggal dunia.
Dia berkata demikian setelah mengikuti acara peringatan 26 tahun reformasi dan napak tilas pelanggaran HAM era Orde Baru di Markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (21/5).
BACA JUGA: Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-Cita yang Diperjuangkan Reformasi
"Menurut saya, ada sampai 500.000 korban. Kalau tengkoraknya dijejerkan, dari Merak sampai Surabaya panjangnya. Ini bagian kecil bagaimana dulu kejinya, kejamnya Orde Baru, dan menurut saya ini tidak boleh dilupakan,” kata Mustar, Selasa.
Diketahui, para aktivis dan korban pelanggaran HAM melaksanakan peringatan 26 tahun reformasi dengan menunjukkan replika 2.000 tengkorak dan 1000-an kuburan.
BACA JUGA: Peringati Reformasi, Aktivis Minta Rezim Baru Tidak Membelokkan Sejarah
Para aktivis bakal melaksanakan acara selama tiga hari dari 21-23 Mei 2024 dengan disisipi diskusi berkaitan pelanggaran HAM.
Mustar berharap generasi muda, milenial, dan gen z tidak abai terhadap sejarah Indonesia, meskipun kejadian itu sangat kelam.
BACA JUGA: Tuntaskan Agenda Reformasi yang Tak Tercapai, Para Aktivis Bentuk Yayasan 98 Peduli
Sebab, kata dia, pelanggaran HAM masa lalu meliputi penghilangan nyawa secara paksa, pemerkosaan, hingga diskriminasi rasial.
"Generasi z, generasi jaman muda saat ini harus tahu peristiwa 26 tahun lalu, ada penembakan misterius 6000 ribuan korban saat itu, ada korban massal pemerkosaan Tionghoa dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Aktivis 98 lainnya Antonius Danar mengatakan dalam bakal ada mimbar bebas untuk mahasiswa, tokoh, dan aktivis untuk menyuarakan aspirasi selama peringatan 26 tahun reformasi.
“Ada acara mimbar bebas beberapa tokoh bangsa, aktivis, dan rekan-rekan mahasiswa kami undang di sini,” tuturnya.
Selain mimbar bebas, Antonius menyebut akan ada penampilan teater, musik, hingga diskusi publik untuk merefleksikan 26 tahun reformasi.
“Hari terakhir kami lebih fokus pada teman-teman penerus kita, kepada mahasiswa dan generasi muda yang masih melawan di jalan, untuk kami support mereka," ungkap dia. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan