26 Tewas Saat Pelantikan Presiden

Minggu, 26 Februari 2012 – 10:11 WIB

YAMAN--Upacara pengambilan sumpah Abd al-Rab Mansur al-Hadi sebagai presiden baru Yaman, (25/2) ternoda. Saat pelantikan itu berlangsung, terjadi ledakan bom yang menarget istana presiden. Sebuah mobil yang diperkirakan dikemudikan pelaku bom bunuh diri meledak di luar istana kepresidenan. Sedikitnya, 26 tewas dalam insiden tersebut.

Beruntung, serangan bom itu terjadi di Kota Mukalla, Provinsi Hadramaut, sekitar 580 kilometer dari Sana"a, ibu kota Yaman, tempat Hadi disumpah di gedung parlemen. Kelompok militan Al Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Padahal, dalam pidatonya setelah disumpah kemarin, Hadi justru menyatakan bahwa penumpasan Al Qaeda tetap menjadi target dan prioritas  pemerintahannya. "Serangan tersebut sebagai pembalasan atas kejahatan yang dilakukan oleh Garda Republik (militer Yaman)," ujar sumber di kalangan Al Qaeda kepada Reuters kemarin.

Mayoritas korban tewas dalam serangan bom tersebut memang anggota Garda Republik. "Sebanyak 20 tentara yang tewas dibawa ke kamar mayat rumah sakit.  Puluhan orang juga terluka akibat serangan tersebut," ujar seorang anggota tim medis di Rumah Sakit Ibnu Sina, Mukalla. Petugas medis yang tak mau disebutkan namanya tersebut menambahkan bahwa enam korban lain meninggal akibat luka parah yang mereka alami.

Seorang pejabat militer Yaman membeberkan bahwa sebuah pikap yang dikemudikan pelaku bom bunuh diri meledak di pintu masuk istana kepresidenan di Mukalla. Dia pun mengungkapkan bahwa jejak anggota Al Qaeda ditemukan setelah ledakan tersebut.

"Dari sidik jari yang telah ditemukan, pelakunya diduga Mohammed al-Sayari. Dia asal Arab Saudi, tetapi tinggal di Hadramaut," jelas pejabat yang tak mau disebut namanya itu. Dia memastikan bahwa tidak ada pejabat tinggi Yaman yang berada di istana saat insiden tersebut terjadi.

Selama ini istana kepresidenan itu dijaga ketat pasukan elite Garda Republik yang berada di bawah komando putra Ali Abdullah Saleh, Ahmed. Serangan bom tersebut diikuti saling tembak antara tentara dan kelompok bersenjata.

Hadramaut termasuk bagian dari Yaman Selatan yang merdeka dan berdiri terpisah sebelum bergabung dengan utara pada 1990 dan membentuk Republik Yaman. Ahmed al-Rammah, warga Kota Mukalla yang menjadi saksi mata serangan bom itu, mengungkapkan bahwa dirinya melihat sebuah pikap berjalan perlahan menuju gerbang istana. Saat itu, sejumlah tentara baru keluar. "Lalu, tiba-tiba terdengar ledakan yang cukup dahsyat," ujarnya. Ledakan itu lantas diikuti dengan suara tembakan senjata dari tentara yang selamat.

Warga lain menceritakan bahwa kontak senjata sempat terdengar di sekitar Rumah Sakit Ibnu Sina. Anggota Garda Republik pun sempat mengeluarkan pasien warga sipil dari ruangan untuk memberi tempat bagi rekannya yang terluka. "Tentara Garda Republik mengepung rumah sakit untuk menjaga rekan-rekan mereka" terang seorang tentara. (AFP/RTR/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Argentina Berkabung Dua Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler