2.856 Hektate Sawah di Kudus Gagal Panen, Pemerintah Akan Bantu Klaim AUTP

Jumat, 05 Februari 2021 – 20:23 WIB
Pemerintah akan membantu klaim AUTP untuk petani di Kudus, yang lahan pertaniannya mengalami gagal panen. Foto: Kementan.

jpnn.com, KUDUS - Seluas 2.856 hektare dari 3.010 ha lahan pertanian di Kudus, Jawa Tengah, yang dilanda banjir mengalami gagal panen atau puso.

Pemerintah daerah (pemda) akan membantu proses klaim asuransi bagi petani yang ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

BACA JUGA: Terancam Gagal Panen, Kementan Ajak Petani Kotim Asuransikan Lahan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kalau ikut asuransi, maka petani akan tenang dalam menghadapi kondisi buruk.

Apalagi, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah meluncurkan aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) untuk memudahkan petani mendaftar atau klaim asuransi.

BACA JUGA: Dinas Pertanian Lebak: 454 Hektare Lahan Persawahan Gagal Panen

“Petani harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di lahan pertanian, utamanya yang bisa menyebabkan gagal panen. Kondisi gagal panen bisa membuat petani merugi. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan asuransi,” kata Mentan SYL, Jumat (5/2).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Persiapkan Langkah Antisipasi Iklim Ekstrem

Menurutnya, Kementan telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.

Selain itu, katanya, pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir.

Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.

“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.

Dia menjelaskan kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan, membeli benih, dan juga pupuk.

"Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya," kata Sarwo Edhy.

Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Dewi Masitoh mengatakan lahan yang terendam itu terdapat di sembilan kecamatan di Kudus.

“Kalau yang puso itu 2.856 hektare ada di lima kecamatan. Kecamatan Jati, Kaliwungu, Jekulo, Mejobo, dan Undaan. Kerugiannya Rp 28,8 miliar,” jelasnya.

Dari lima kecamatan yang mengalami gagal panen, Kecamatan Undaan paling banyak terendam dengan 1.390 hektare. Diikuti Kaliwungu 530 hektare, Kecamatan Jekulo 475 hektare, Kecamatan Mejobo 399 hektare, dan Kecamatan Jati 216 hektare.

Dewi menyampaikan saat ini pihaknya berupaya untuk meminjamkan pompa air guna menyedot air di persawahan.

Selain itu pihaknya akan membantu klaim ke Jasindo bagi petani yang ikut tergabung di AUTP.

“Untuk teman-teman petani yang ikut AUTP akan ajukan klaim ke Jasindo. Kemudian untuk yang puso akan kami usulkan bantuan benih ke Kementerian Pertanian,” pungkasnya. (*/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler