3 Blunder Ahok Menjelang Penetapan Calon Pilkada DKI

Kamis, 06 Oktober 2016 – 17:47 WIB
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Jika tak ada aral melintang, KPU DKI Jakarta akan menggelar rapat pleno penetapan pasangan calon pada Sabtu 22 Oktober 2016 mendatang. 

Tiga pasang bakal calon sejauh ini sudah mendaftar. Mereka adalah calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saefulla Yusuf, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. 

BACA JUGA: Ahok Serang Sandiaga Uno, Menteri Darmin: HA..HA..HA

Namun dari tiga calon, Ahok yang paling menarik perhatian. Sosoknya yang begitu kontroversial mengundang perbincangan. 

Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI), tingkat elektabilitas Ahok pada Oktober 2016 sebesar 31,4 persen.

BACA JUGA: PPP: Agus Sengaja Diciptakan Seperti Petinju Muhammad Al

‎Ini menurun dibanding Maret dan Juli 2016, yakni 59,3 persen dan 49,1 persen.

Sementara, tingkat kesukaan Ahok pada Oktober 2016 sebesar 58,2 persen juga merosot. Dibanding Maret dan Juli 2016, yang masing-masing sebesar 71,3 persen dan 68,9 persen.

BACA JUGA: Pak Ahok, Siap-Siap Ya Hadapi Strategi Pendukung Agus-Silvy Ini

[Lihat: Tren Ahok Menurun, Simak Nih Empat Alasan Mematikan]

Dari pemberitaan akhir-akhir ini, setidaknya ada tiga blunder yang terekam dilakukan Ahok. Pernyataannya kini menjadi amunisi bagi lawan politiknya untuk menyerang mantan politikus Golkar itu. 

1. Penyebutan Surat Almaidah Ayat 51

Dua orang yang paling lantang mengingatkan Ahok soal penyebutan surat Almaidah ayat 51 yang ada dalam Alquran, kitab suci umat Islam. 

Mereka adalah Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dan Fahri Hamzah. 

Menurutnya, dengan mengutip surat yang mengatur soal kepemimpinan di Alquran itu, justru Ahok yang memainkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Pernyataan Ahok justru bukan ajakan untuk persaingan sehat, namun malah menyinggung umat Islam," kata Fadli. 

[Lihat: Kutip Surat Almaidah, Justru Ahok Permainkan SARA]

2. Pengakuan Sungai Bersih Karena Ahok di Google Search 

Isu yang kedua adalah mantan Bupati Belitung Timur itu mengklaim realisasi pembersihan sungai dilakukan era kepemimpinannya, bukan Fauzi Bowo alias Foke.

Hal tersebut, menurut Ahok, bisa dilihat di Google Search. Mesin pencari itu bisa menampilkan bahwa ketika keyword yang dimasukkan adalah "sungai bersih karena Foke", maka yang ditampilkan Google Search adalah "did you mean sungai bersih karena Ahok".

"Google saja lebih tahu kali di Jakarta bersih itu (karena) Ahok bukan Foke," ujar Ahok di kompleks Balai Kota Jakarta, Senin (3/10).

Isu ini pun juga berbalik menjadi serangan. 

[Lihat: Di Balik Kisah Sungai Bersih karena Ahok, Bukan Foke] 

Praktisi teknologi informasi, Ichwan Saychu menduga ada permainan Google dengan tim sukses Basuki T Purnama alias Ahok.

Dugaan itu muncul seiring adanya koreksi otomatis jika mengetikkan frasa ‘kali bersih karena’ di situs pencarian Google. Sebab, Google selalu mengoreksi pencarian menjadi ‘kali bersih karena Ahok’.

“Saya duga terjadi manipulasi oleh pihak Google karena ada pesanan dari kubu Ahok. Kenapa cuma kalau kita klik kali bersih karena Foke saja yang berubah menjadi kali bersih karena Ahok?" kata Ichwan 

[Lihat: Praktisi IT Curigai Google Main Mata dengan Tim Ahok]

3. Tuding Sandiaga Uno Pengemplang Pajak

Ini berawal dari ucapan Ahok ketika tersiar bahwa Sandiaga ikut program tax amnesty. 

"Dalam hal ini, Pak Sandiaga ikut (tax amnesty), berarti itu juga membuktikan Pak Sandiaga dulu tuh ngemplang pajak, enggak bayar pajak gitu ya, hehehe," kata Ahok. 

[Lihat: Merasa Terhina, Sandiaga Mau Perkarakan Ahok]

Tudingan ini seolah Ahok menuding bahwa seluruh warga negara Indonesia yang mengikuti tax amnesty menjadi pengemplang pajak. Padahal program tax amnesty sedang gencar-gencarnya disosialisasikan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. 

[Lihat: Ahok Sebut Sandiaga Pengemplang Pajak, Berarti Jokowi Tidak Jujur]

(JPG/JPNN) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Cagub DKI Simak Pesan dari MPR Ini!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler