jpnn.com - Brotowali dipercaya bisa mengatasi berbagai penyakit, seperti demam, kolesterol tinggi, sakit perut, atau kudis.
Bahkan, brotowali disebut-sebut juga bisa menjadi obat untuk mengobati asam urat.
BACA JUGA: Benarkah Brotowali Bisa Mengobati Asam Urat?
Meski dipercaya bermanfaat untuk mengatasi asam urat dan penyakit lainnya, namun ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan.
Brotowali hanya dapat digunakan sebagai pengobatan pendamping, bukan pengobatan utama.
BACA JUGA: Tanggapi Ramalan Mbak You Soal Pesawat Jatuh, Nikita Mirzani: Pasti Lagi Besar Kepala
Orang yang memiliki kondisi nyeri sendi asam urat harus berkonsultasi dulu kepada dokter sebelum minum jamu atau herbal yang terbuat dari brotowali.
Dokter bisa merekomendasikan takaran dosis, cara pakai, serta memberitahukan efek samping yang dapat terjadi.
BACA JUGA: 7 Manfaat Air Rebusan Daun Sirsak, Salah Satunya Menyembuhkan Asam Urat
Tak hanya itu, hindari mengonsumsi brotowali apabila Anda punya kondisi kesehatan berikut ini:
1. Diabetes
Orang dengan diabetes harus berhati-hati ketika mengonsumsi jamu brotowali. Pasalnya, kandungan di dalam herbal ini bisa berdampak kepada kadar gula darah dalam tubuh.
2. Penyakit Autoimun
Tinospora cordifolia bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih aktif dan meningkatkan gejala penyakit autoimun.
Jika Anda memiliki kondisi penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis (MS), lupus, rheumatoid arthritis (RA), sebaiknya hindari penggunaan herbal dari tanaman brotowali.
3. Mau Menjalani Operasi
Brotowali diyakini dapat memengaruhi kadar gula darah. Apabila Anda hendak menjalani operasi sebaiknya hindari konsumsi brotowali dua minggu sebelum jadwal pembedahan.
Anda juga harus melaporkan obat-obatan herbal yang sedang dikonsumsi agar dokter dapat bertindak untuk meminimalkan risiko operasi.
Kini sudah tahu, kan, kalau asam urat punya potensi untuk menurunkan sakit asam urat? Ingat! Pengobatan asam urat hanya bisa dilakukan dengan hidup sehat dan minum obat rutin dari dokter.
Herbal brotowali hanya sebagai obat pendamping saja, bukan obat utama atau satu-satunya! Untuk tahu informasi kesehatan lainnya, baca terus artikel di aplikasi Klikdokter.(OVI/JKT/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada