3 Langkah Strategis TDA Menghadapi Pandemi COVID-19

Senin, 27 April 2020 – 14:24 WIB
Presiden komunitas Tangan Di Atas (TDA) Donny Kris Puriyono. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Member komunitas entrepreneur Tangan Di Atas (TDA) yang tersebar di 95 kota di Indonesia ikut terdampak pandemi virus corona atau COVID-19.

Sebagian besar member TDA telah menutup bisnisnya, dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

BACA JUGA: TDA Kampus Dorong Lahirnya Pengusaha Milenial yang Tangguh

Sementara member yang bertahan, sebagian besar menyatakan tidak akan sanggup bertahan hingga Juni 2020.

Presiden TDA Donny Kris Puriyono mengatakan, pihaknya telah mengambil tiga langkah strategis dalam menghadapi wabah COVID-19 di tanah air.

BACA JUGA: Ini Bukan Hoaks, Puluhan Ribu UMKM Gulung Tikar

Pertama, melakukan sosialisasi dampak COVID-19 dan pembelajaran bisnis agar anggota TDA lebih siap menghadapi dampak virus asal Wuhon, Tiongkok itu.

“Pembelajaran bisnis dilakukan sejak minggu ketiga Maret setiap Senin, Rabu dan Jumat pukul 19.30 WIB di Instagram Live @afficialtda,” kata Donny Kris Puriyono, dalam keterangan tertulis, Senin (27/4).

BACA JUGA: Jokowi Upayakan Bantu UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Kedua, menggalakkan program #BeliTDA, memprioritaskan transasksi antar member sesama UMKM. Langkah ketiga, menggalang dana melalui program TDA Peduli untuk pengadaan hand sanitizer dan APD senilal Rp 1,5 miliar di tahap pertama pada Maret lalu.

“Kami mengumpulkan semua member di bidang konveksi untuk memproduksi APD yang dibutuhkan tenaga medis di lapangan. Dana pembeliannya digalang melalui TDA Peduli,” ujar Donny.

“Program itu dapat menyelamatkan dua hal, yakni UMKM konveksi bisa terus jalan dan tidak mem-PHK karyawannya, seklaigus produksi APD sesuai standar medis dapat membantu rumah sakit yang kekurangan APD,” lanjut Donny.

Menurut Donny, corona yang mengguncang ekonomi dunia ini menyimpan peluang besar Indonesia untuk berdikari. Tiongkok sebagai produsen yang barangnya membanjiri Indonesia pasti akan lama start engine-nya.

“Paling tidak, minimal sampai bulan Desember 2020, Tiongkok baru akan fokus pada market dalam negeri mereka. Sehingga ada kekosongan barang-barang yang biasa diimport dari Tiongkok ke Indonesia,” ungkap Donny.

Donny pun mengajak semua pelaku UMKM agar bersatu dan bersinergi membangun ekonomi di tanah air. Sesuai tagline TDA, Kolaborasi Untuk Negeri.

“Kekosongan supply inilah yang harusnya bisa dimanfaatkan perusahaan-[erusahaan lokal Indonesia. Ada waktu minimal enam bulan untuk memperkuat bisnis di bidang yang disupply produk-produk China tadi. Perlu kerjasama antar pihak baik UMKM dan pemerintah untuk serius dalam program ini,” pungkas Donny.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler