jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, sikap Gerindra, PKS, dan PAN yang tegas menolak pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2/2017 tentang Ormas menjadi UU Ormas yang baru, bisa dibaca sebagai upaya oposisi terhadap pemerintah.
Sebab selama ini, terutama Gerindra dan PKS, cukup lantang menentang setiap kebijakan pemerintah. Sementara PAN, belakangan kerap menjadi 'oposisi dari dalam' setelah elite mereka seperti Amies Rais kerap menyerang pemerintah.
BACA JUGA: Wajar Jika Gerindra Tolak Perppu Ormas
Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini juga menilai, penolakan Gerindra, PKS, PAN tentu saja bermuatan politis.
Kemungkinan besar dijadikan sebagai salah satu upaya menarik simpati pemilih Islam yang belakangan posisinya dihadap-hadapkan dengan pemerintah.
BACA JUGA: Anies Siap Menjalankan Revolusi Putih Prabowo
"Apalagi kebangkitan kekuatan Islam politik cukup massif saat ini, tentu tiga partai tersebut berlomba untuk merebut ceruk pemilih islam tersebut," ujar Adi kepada JPNN, Senin (30/10).
Adi juga menilai, upaya penolakan terhadap Perppu Ormas menjadi UU cukup efektif untuk menarik simpati umat Islam. Terutama Umat Islam yang selama ini merasa dirugikan oleh kebijakan pemerintah.
BACA JUGA: Gerindra tak Lantas Panen Simpati Umat Islam
Seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sebelumnya dibubarkan pemerintah, maupun kelompok Islam radikal lainnya.
"Gerindra, PKS, dan PAN mencoba memainkan emosi ketidaksukaan umat Islam tersebut demi kepentingan elektoral mereka di 2019 mendatang. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Tolak Perppu Ormas Demi Pencapresan Prabowo
Redaktur & Reporter : Ken Girsang