3 Pembalap Nasional Jajal Sirkuit Mandalika, Ini Rekomendasi Mereka

Rabu, 24 Mei 2023 – 01:59 WIB
Tiga pembalap mobil asal Indonesia saat menjajal Pertamina Mandalika Internasional Street Cirkuit. Foto: Mandalika Grand Prix Association (MGPA) for JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Sebanyak tiga pembalap mobil asal Indonesia menjajal Pertamina Mandalika Internasional Street Cirkuit, Lombok Tengah, NTB.

Tiga pembalap tersebut, yakni Renaldi Hutasoit, Fitra Eri, dan Rizal Sungkar, pada Senin (22/5) kemarin.  

BACA JUGA: Dispar Lombok Tengah Minta Tindak Tegas Tukang Parkir Liar di Pantai Kuta Mandalika

Mereka asing-masing mengendarai Subaru, sebuah mobil pabrikan dari Jepang. 

Salah satu pembalap Fitra Eri mengungkapkan kekagumannya terhadap sirkuit kebanggaan Indonesia tersebut.

BACA JUGA: Pembalap Pertamina Mandalika SAG Racing Team Naik Podium di Moto2 European Estoril Portugal

"Saya rasa sirkuit ini sangat layak untuk dipakai balapan mobil dari seftinya (keamanan)," kata Fitra pada Selasa (23/5) di Mandalika. 

Menurutnya, Sirkuit Mandalika memiliki lintasan yang sangat bagus dengan pemandangan alam yang begitu indah. 

BACA JUGA: L’Etape Indonesia by Tour de France Akan Digelar di Mandalika Bulan Ini

"Saya yakin tidak dalam waktu lama lagi, Mandalika dapat menyelenggarakan balapan tingkat internasional," ungkap Fitra. 

Di sisi lain, Fitra juga mengakui bahwa ada beberapa hal yang masih perlu dimodifikasi dari lintasan sirkuit. 

Hal itu agar saat balapan mobil berlangsung dapat terselenggara dengan baik. 

"Tapi memang untuk balapan mobil perlu ada modifikasi sedikitlah diperlukan, supaya orang (rider) saat berkompetisi tidak mudah untuk memotong jalur," ujarnya. 

Untuk mengantisipasi pemotongan jalur tersebut, Fitra menyebut perlu dipasangkan speed bump atau semacam gundukan. 

Itu juga kata Fitra agar dapat memberikan konsekuensi jika nanti pembalap memotong jalur. 

"Tempat-tempat yang bisa dipotong itu bisa diberi seperti speed bump. Jadi pembalap tidak sembarangan memotong. Kalau memotong kena speed bump," jelasnya. 

Tidak hanya itu, seed bump tersebut harus yang bisa dicabut lagi atau tidak bersifat permanen, mengingat kompetisi MotoGP tidak boleh ada speed bump. 

"Itupun kalau ada modifikasi itu hanya agar kompetisi lebih fair aja. Lebar tidak perlu diperbaiki, grefel area sudah bagus semuanya," kata Fitra. 

Sementara itu, Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria menjelaskan, hingga saat ini Sirkuit Mandalika belum bisa dijadikan ajang balapan untuk mobil.

Menurutnya, ada perbedaan persyaratan antara kedua organisasi antara Federasi Olahraga untuk Balap mobil Federation Internationale Automobile (FIA) dan Federation Internationale Motocyclisme (FIM). 

Selain itu, Priandhi juga menjelaskan bahwa seusai pagelaran World Superbike (WSBK) pada tahun 2022 lalu.

FIA sempat meninjau dan memberikan beberapa persyaratan jika ingin menggelar balapan mobil di Sirkuit Mandalika. 

"Waktu homologasi oleh FIA setelah superbike, bisa mendapatkan great 2 kalau ada beberapa perubahan yang mereka minta," kata Priandhi. 

Dalam permintaan tersebut, lanjut dia, MGPA mencatat masih ada kekurangan yang masih perlu dibenahi dan ditambahkan. 

"Perubahan yang diinginkan banyak, semisal yang sudah ada dirapikan, yang belum ada di tambah," ujarnya. 

Sejumlah persyaratan yang diinginkan FIA untuk mendapatkan lisensi balapan mobil tersebut ada yang mudah, dan ada yang sulit. 

"Ada yang gampang menurut saya, contohnya di pit in di ditikungan 16 dan 17, di ujungnya ada pembatasnya tembok tajam, sekarang diisi beberapa ban beberapa lapis," sebutnya. 

Adapun persyaratan yang susah menurutnya, yaitu perubahan tikungan yang takutnya nanti akan mengubah penilaian dari FIM yang sebelumnya sudah kontrak terlebih dahulu. 

"Contohnya gini. Di Mandalika ini semua tikungan lebar-lebar ya. FIA ingin tikungan itu disempitin," ungkapnya. 

Mengatasi hal tersebut, pihaknya telah menawarkan untuk membuat semacam polisi tidur untuk menghalau laju mobil yang hendak menikung yang sekiranya dapat membuat balapan tidak fair. 

"Memasang track limite kayak memasang semacam polisi tidur di beberapa tikungan. Kalau buat FIA ini gak apa-apa memasang polisi tidur," kata Priandhi. 

Kendati demikian, dirinya belum bisa memastikan kapan balapan mobil akan bisa digelar. 

Mengingat proses dua Federasi FIA dan FIM harus dikoordinasikan bersama, tanpa harus menghalangi proses homologasi yang baik dari FIM. 

"Karena kami nggak mau apa yang diterapkan oleh FIA ini merubah FIM status Mandalika untuk MotoGP dan WSBK, karena sudah kontrak panjang," pungkasnya. (mcr38/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler