3 Pilihan Obat yang Aman Dikonsumsi Penderita Asma dan Tersedia di Apotek

Senin, 12 September 2022 – 07:33 WIB
Ilustrasi obat. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - ASMA merupakan penyakit saluran pernapasan yang bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak.

Asma jika sudah kambuh, bisa menyebabkan sesak dada pada penderita penyakit ini.

BACA JUGA: 3 Makanan Sehat yang Menjadi Pantangan Penderita Asma

Asma bronkial merupakan penyakit akibat peradangan dalam saluran udara (bronkus).

Peradangan itu akhirnya membuat saluran pernapasan bengkak dan sangat sensitif.

BACA JUGA: Atasi Diare dengan 4 Obat yang Aman Anda Konsumsi

Akibatnya, saluran pernapasan menyempit sehingga udara yang masuk ke paru-paru jadi terbatas.

Peradangan juga membuat sel di saluran pernapasan membuat lebih banyak lendir dari biasanya.

BACA JUGA: 4 Manfaat Konsumsi Jahe bagi Penderita Asma

Lendir ini makin mempersempit saluran pernapasan dan menyulitkan Anda untuk bernapas lega.

Pengobatan asma di dokter umumnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengobatan jangka panjang dan jangka pendek.

Dokter akan merekomendasikan pengobatan jangka pendek terhadap pengidap asma intermiten.

Terapi obat asma jangka pendek bertujuan untuk meredakan serangan asma mendadak dengan segera.

Obat ini mengatasi gejala-gejala asma akut saat serangannya kambuh.

Obat ini bekerja lebih cepat, yaitu hanya dalam hitungan menit dan bertahan selama 4-6 jam.

Akan tetapi, obat ini tidak disarankan untuk pemakaian rutin atau sehari-hari.

Obat asma jangka pendek hanya bersifat sebagai pertolongan pertama.

Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.

1. Kortikosteroid Oral dan Intravena

Biasanya, dokter mungkin akan meresepkan obat steroid minum untuk penderita asma, seperti prednisone dan methylprednisolone, ketika gejala asma tidak bisa dikendalikan dengan obat hirup.

Obat steroid oral hanya boleh digunakan dalam jangka pendek, dan hanya untuk mengobati jenis serangan asma yang parah.

Biasanya dokter akan meresepkan obat steroid oral hanya untuk 1-2 minggu.

Pasalnya, obat steroid oral bisa menyebabkan efek samping serius jika digunakan jangka panjang.

Risiko efek sampingnya bisa termasuk kenaikan berat badan, hipertensi, otot-otot melemah, mudah memar, dan lain sebagainya.

2. Inhaler Short-acting Beta 2-agonis

Obat inhaler ini termasuk jenis bronkodilator yang bekerja cepat menghentikan gejala asma ketika serangan kambuh.

Pilihan pertama obat asma golongan ini, yakni Albuterol, Pirbuterol, Levalbuterol.

Obat golongan beta agonis short-acting bisa dipakai menggunakan inhaler genggam (portabel) atau nebulizer.

3. Ipratopium

Pilih Ipratropium lebih banyak digunakan untuk mengobati emfisema dan bronkitis kronis.

Obat ini juga bisa digunakan sebagai terapi bronkodilator kerja cepat.

Fungsinya untuk segera mengendurkan otot-otot saluran napas yang menegang ketika serangan asma kambuh.

Jadi, Anda bisa menggunakan obat ini ketika gejala asma baru mulai muncul.(genpi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany Elisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler