3 Tantangan Industri Penerbangan di Tengah Pandemi

Senin, 26 Juli 2021 – 16:16 WIB
Garuda Indonesia melakukan sejumlah penyesuaian kebijakan operasional layanan penerbangan selama PPKM Darurat. Ilustrasi: Soetomo Samsu/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Industri penerbangan menghadapi tantangan sangat besar di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Arus kas industri penerbangan pun diperkirakan tetap negatif hingga akhir 2021.

BACA JUGA: Citilink Hadirkan Royal Green, Penerbangan Ekonomi Rasa Eksklusif

Grant Thornton dalam laporan terbarunya berjudul Aviation: Preparing The Return of Travel menjabarkan tiga poin utama tantangan kompleks yang dihadapi industri penerbangan.

CEO sekaligus Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, pelaku industri penerbangan harus mulai mempersiapkan kembalinya permintaan konsumen dan bisnis.

BACA JUGA: Ini Alasan Lion Air Group Setop Sementara Penerbangan ke Sejumlah Kota di Papua

Menurut dia, kondisi pasar saat ini jelas mengakibatkan tantangan operasional dan likuiditas.

“Namun, juga memberi peluang bagi maskapai yang memiliki neraca kuat dan akses ke pemberi pinjaman atau investor untuk melakukan restrukturisasi secara fundamental atas model bisnis dan operasi mereka,” kata Johanna, Senin (26/7).

BACA JUGA: Menkes Budi Jelaskan Prosedur Baru Bagi Mereka yang Akan Melakukan Penerbangan

Berikut ini tiga tantangan industri penerbangan:

1. Likuiditas

Meskipun pendapatan menurun drastis, industri penerbangan menanggung biaya tetap dan biaya operasional yang besar.

Pelaku usaha pun harus mengurangi pengeluaran dan meningkatkan likuiditas.

Banyak maskapai penerbangan menggunakan tunjangan dari pemerintah untuk membayar gaji dan biaya tetap lainnya.

Namun, tidak bisa dipastikan berapa lama fasilitas tersebut akan tersedia dan apakah skemanya akan tetap sama atau tidak.

Perusahaan penyedia armada pesawat menghadapi berbagai masalah likuiditas krusial.

Misalnya, penurunan pendapatan sewa secara drastis, penundaan pembayaran, hingga upaya maskapai mengembalikan pesawat.

2. Biaya Operasional

Dalam industri penerbangan, cara utama menurunkan biaya operasional ialah mengurangi karyawan.

Saat ini ada maskapai yang sudah mengajukan pensiun dini kepada para karyawannya.

Bagi industri penyedia armada pesawat/lessor, kondisi makin buruk dengan area untuk bermanuver yang kecil.

3. Utang dan Restrukturisasi

Utang modal yang diperoleh melalui kepemilikan atau penyewaan pesawat memakan porsi besar dari biaya tetap.

Penangguhan dan penurunan suku bunga untuk jangka pendek pun bukan menjadi solusi jangka panjang. (jos/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler