30 Persen Penderita Stroke Usia Muda

Jumat, 12 Agustus 2016 – 18:05 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - MALANG –  Berdasarkan data Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang sepanjang tahun 2016, terdapat 2.479 pasien stroke yang dirawat. 

Yang mengagetkan, sekitar 30 persen di antaranya adalah pasien usia muda. Dalam hal ini, orang disebut usia muda adalah remaja hingga berumur di bawah 40 tahun. 

BACA JUGA: LSF Ajak Ortu Jadi Penyensor Film Bagi Anak

”Iya memang dari data itu,(usia di bawah 40 tahun) yang terkena sekitar tiga puluh persen,” kata dokter spesialis syaraf RSSA Kota Malang dr Eko Arisetijono SpS (K) kepada Jawa Pos Radar Malang.

Berdasarkan pengalaman Eko selama merawat penderita stroke, usia termuda pasien stroke yang pernah dirawat di RSSA Kota Malang adalah remaja berusia 18 tahun. 

BACA JUGA: Ini yang terjadi pada Mr. P jika berhenti Bercinta

Kian rentannya pemuda terkena stroke, menurut Eko, salah satu penyebabnya adalah kurangnya olahraga. Jika olahraga teratur dan hidup sehat, sebenarnya orang sulit terkena stroke. 

”Sebab, stroke itu sendiri terjadi saat pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area otak,” tegasnya. 

BACA JUGA: Hindari Makanan Ini, Bisa Merusak Kulit Kamu

Dia menjelaskan, sumbatan sendiri sebenarnya sulit terjadi di otak. Lantaran, terdapat beberapa saluran yang mampu memberikan jalan keluar ketika ada sumbatan di otak. 

Sehingga, jika seseorang lebih mudah mengalami stroke, bisa dikatakan bahwa orang tersebut mengalami penyumbatan yang banyak di jejaring otaknya.

Dari tahun ke tahun, memang ada tren kenaikan pemuda yang terkena stroke. Lantas dia memaparkan data pada tahun 1996 hingga 2001, mayoritas stroke menyasar usia 60 hingga 70 tahun. 

Lalu, pada tahun 2003 hingga 2006, terdapat sekitar 600 hingga 700 kasus yang menimpa orang berusia 50 hingga 60. Sedangkan dari tahun 2009 hingga 2016, penderita stroke banyak berusia 30 ke atas. 

”Ada grafik kenaikan memang, ini perlu diwaspadai siapa saja,” imbuh pria yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) ini. (dia/c1/riq/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Ini Penyebab Mulut Kering dan Bibir Pecah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler