MALANG - Temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang bahwa ratusan pelajar di kota itu terindikasi menggunakan narkoba ternyata tidak berlebihan. Di satu sekolah, puluhan siswa secara bersama-sama mengonsumsi obat terlarang.
Itulah yang terjadi di SMPN 15, Jalan Mayjend Sungkono, Kota Malang. Berdasar informasi yang dihimpun koran ini, sekitar dua bulan lalu BNN melakukan uji tes urine kepada para siswa di sekolah tersebut. Hasilnya, saat itu 31 siswa positif menggunakan obat terlarang. Mereka berasal dari kelas VIII dan IX. Sebagian di antaranya perempuan.
Dalam pengakuannya, mereka mengonsumsi pil koplo atau dobel L karena harganya tidak terlalu mahal. Hanya diperlukan Rp 1.000 untuk mendapat sebutir pil.
Fakta itu membuat gempar sekolah. Pihak sekolah kemudian mengontrol para siswanya. Bahkan, personel TNI didatangkan khusus untuk membina.
AR, salah seorang siswa kelas IX, menuturkan, teman-temannya yang mengonsumsi pil koplo tersebut tidak sampai dikeluarkan. Sekolah hanya membina. ''Cuma disuruh lari-lari sama tentara,'' katanya kemarin (21/11).
Dia menjelaskan, teman-temannya itu dihukum berlari setiap hari. Mereka diwajibkan berlari memutar lapangan setiap pagi selama lebih dari sebulan.
Ketika dikonfirmasi, Kepala SMPN 15 Supandi tidak berada di tempat. Tetapi, Siti Nurhananik, guru bimbingan konseling, membenarkan adanya 31 siswa SMPN 15 yang terungkap mengonsumsi pil koplo. ''Mereka itu korban (penyalahgunaan narkoba), bukan pelaku. Jadi, kami berikan pembinaan,'' ujarnya.
Sementara itu, Wahyu Ningsih, salah seorang guru lain, mengungkapkan, seluruh siswa tersebut langsung mendapat pembinaan. Mulai siraman rohani, latihan kepemimpinan, hingga cek urine secara rutin. ''Mereka harus lari setiap pagi dan sore biar banyak keringat yang keluar. Jadi, bisa membersihkan racun di tubuh mereka. Setelah dibina, mereka mau bertobat. Malah ada yang pintar membaca Alquran.''
Dia menambahkan, siswa yang bermasalah itu rata-rata berasal dari keluarga broken home. Apalagi, banyak pelajar SMP seumur mereka yang masih labil. ''Ada yang memang membeli. Tetapi, ada yang disuruh mencoba atau dikasih begitu saja,'' tuturnya.
Bagaimana para siswa bisa mendapat barang haram tersebut? Sejumlah sumber yang enggan disebut namanya mengungkapkan, ada seseorang yang menyamar sebagai wali murid dan masuk ke sekolah. Selanjutnya, dia menyebarkan pil koplo itu ke sekolah. Tetapi, belum diketahui pil koplo tersebut sengaja dibagikan begitu saja atau dijual kepada siswa. ''Penjagaan di sini memang agak longgar,'' jelas sumber itu.
Versi lainnya menyebutkan, para siswa mendapat pil koplo tersebut dari luar. Sebab, di sepanjang Jalan Mayjend Sungkono, terdapat banyak sekolah. Nah, tempat favorit para pelajar untuk berkumpul adalah Gedung Olahraga (GOR) Ken Arok. (zuk/JPNN/c23/dwi)
BACA JUGA: Sri dan Pacar Sempat Bertengkar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis Sabu Keluarga, Bapak, Anak, dan Menantu Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi