jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah memegang komitmen dari sejumlah negara dan pihak untuk mengadakan sekitar 370 juta dosis vaksin di Indonesia hingga akhir 2021 nanti.
Upaya itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 nasional.
BACA JUGA: Pembunuhan Ibu-Anak di Subang, Polisi Sebut Korban dan Pelaku Saling Kenal, Sempat Berantem
Dalam beberapa waktu ke depan, pemerintah menargetkan untuk mendapatkan tambahan pasokan vaksin lagi sehingga jumlah total vaksin yang ingin didapatkan oleh pemerintah sebanyak 430 juta dosis.
"Kami rencananya akan melakukan vaksinasi lebih dari 200 juta rakyat sampai dengan akhir tahun ini. Kalau masing-masing membutuhkan dua dosis dibutuhkan sekitar 400 juta dosis," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya melalui konferensi video saat kedatangan vaksin pada Kamis (19/8) malam.
BACA JUGA: Aiptu Josmer Membersihkan Senjata Api, YSN Merebut Lalu Menembak, Mengerikan
Dosis vaksin yang diterima oleh Indonesia hingga saat ini didapatkan dari sejumlah skema perjanjian baik yang sifatnya business to business (B2B), multilateral, maupun hibah dari negara sahabat.
Kedatangan perdana 1,5 juta dosis vaksin Pfizer merupakan bagian dari perjanjian B2B antara pemerintah Indonesia dan perusahaan Pfizer, Amerika Serikat.
Selain Pfizer, tiga jenis vaksin lain yang juga bagian dari perjanjian B2B, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Novavax.
“Yang pertama adalah Sinovac yang sudah mulai dari 13 Januari dan AstraZeneca yang business to business bulan ini pertama kali datang. Jadi kedatangan Pfizer sebesar 1,5 juta dosis dan AstraZeneca sebesar 567,5 ribu dosis ini adalah kedatangan pertama dari vaksin business to business kami,” jelas Budi.
Pada Juli lalu, Kemenkes dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyepakati kerja sama dalam menyediakan 50 juta dosis vaksin Pfizer.
Eks Dirut Inalum itu berharap hingga akhir tahun dosis vaksin Pfizer yang telah disepakati sebelumnya dapat segera hadir di Indonesia.
“Kami harapkan sampai akhir tahun bisa memperoleh 50 juta dosis dari Pfizer secara business to business dan sekitar 20 juta sampai 30 juta vaksin business to business dari AstraZeneca untuk melengkapi 175 juta dosis vaksin Sinovac,” lanjutnya.
Selain itu, kata Budi, pihaknya juga memiliki komitmen dengan Amerika Serikat. Namun, ada tes yang dilakukan FBI.
“Kami juga masih menunggu persetujuan dari FBI Amerika Serikat untuk 50 juta dosis vaksin Novavax yang diharapkan akan keluar persetujuannya dalam waktu singkat ini,” tambahnya.
Selain pendekatan B2B, Budi mengatakan Indonesia juga menerima vaksin melalui jalur perjanjian bilateral dengan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Dari GAVI, kami sudah menerima vaksin AstraZeneca di awal dan kami akan juga menerima vaksin Pfizer dan Sinovac yang rencananya akan kami terima mulai bulan ini juga,” imbuh dia.
Di samping itu, Indonesia juga menerima hibah vaksin dari sejumlah negara sahabat salah satunya dari Belanda. Menkes pun menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Belanda yang telah memberikan 450 ribu dosis vaksin siap pakai AstraZeneca.
“Apa yang dilakukan pemerintah Belanda dan rakyat Belanda itu akan sangat bermanfaat bagi akselerasi program vaksinasi Indonesia dan akan memberikan contoh bahwa untuk bisa menyelesaikan pandemi ini semua bangsa, semua rakyat di dunia harus memperoleh akses ke vaksinasi,” ucap bekas Wakil Menteri BUMN itu. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fathan Sinaga