38 Persen PSK Lulusan S1, 17 Persen S2

Sabtu, 28 Februari 2015 – 14:11 WIB

jpnn.com - HASIL survei akademis yang dilakukan oleh Leeds University dan didanai oleh Wellcome Trust,  menyebutkan 17 persen dari pekerja seks komersial (PSK) di Inggris merupakan lulusan pasca sarjana.

Penelitian itu sendiri melibatkan 240 PSK yang menjajakan dirinya tanpa paksaan tapi karena pilihan pribadi. Sebagian besar dari mereka menjual dirinya bukan di pinggir jalan, melainkan di dalam ruangan dengan sistem pengaturan yang baik.

BACA JUGA: Tak Semua Dirusak, Sebagian Dijual untuk Dana Perang ISIS

Dari total 240 PSK yang menjadi responden itu, 196 di antaranya adalah perempuan, 28 laki-laki, dan 12 orang lainnya transgender.

Hasilnya ditemukan bahwa 90 orang responden atau sekitar 38 persen merupakan sarjana, 40 orang atau 17 persen merupakan lulusan pasca sarjana.

BACA JUGA: Buah Zakar Hilang saat Bercumbu, Penyiar Ini Diduga Korban Perdagangan

Sementara itu, lebih dari 97 persen di antaranya memiliki General Certificate of Secondary Education (GCSE), ataupun sertifikat kualifikasi akademik lainnya yang setara.

Penelitian yang sama juga menemukan bahwa sekitar 172 orang responden atau sekitar 71 persen, pernah bekerja di bidang kesehatan, pelayanan sosial, pendidikan, penitipan anak, maupun badan amal sebelumnya memutuskan untuk menjajakan diri.

BACA JUGA: Jelang Eksekusi Mati, Sukumaran Raih Gelar Sarjana Seni

Sementara itu sekitar 81 orang lainnya, atau sekitar 33,7 persen mengaku pernah bekerja di bidang industri. Sementara sisanya pernah bekerja di bidang lainnya.

Sebagian besar di antara responden itu pun mengaku bahwa tekanan ekonomi menjadi pendorong utama mengapa mereka masuk ke industri seks.

"Penelitian ini fokus pada kondisi kerja dan tingkat kepuasan yang dimiliki para PSK. Penelitian ini juga menyoroti soal keselamatan pekerja seks," jelas Dr Teela Sander dari Leeds University yang memimpin penelitian.

"Kami berharap mendapatkan gambaran nyata soal kondisi kerja bagi pekerja seks. Sekitar 70% dari pekerja seks adalah pekerja dalam ruangan sehingga penelitian ini lebih representatif dari yang lainnya untuk mencerminkan kerja seks secara keseluruhan," sambungnya seperti dimuat The Guardian (Jumat, 27/2).

Sander menjelaskan, pihaknya telah mengundang sekitar 2.800 PSK dari berbagai wilayah di Inggris untuk ikut terlibat dalam penelitian itu. Namun hanya sebagian kecil dari mereka yang merespon.

Lebih lanjut Sander menjabarkan temuan penelitiannya bahwa sebagian besar PSK yang disurvei mendapat penghasilan kurang dari 1.000 poundsterling setiap bulannya. Tak jarang di antara mereka yang mengambil pekerjaan sambilan lainnya demi mendapatkan keutungan.

Hanya sebagian kecil PSK yang bisa mendapatkan keuntungan lebih dari 5 ribu poundsterling per bulannya.  

Sekitar 113 responden atau 47 persen mengaku pernah menjadi korban kejahatan seperti pemerkosaan dan perampokan sebelum menjadi PSK.

Masih dalam penelitian yang sama, ditemukan bahwa 91 responden mengaku, PSK merupakan pekerjaan yang fleksibel. 56 persen responden menyebut bahwa pekerjaan mereka sebagai PSK bisa memberikan manfaat. 71 persen di antara mereka mengaku menutupi dan berbohong tentang pekerjaannya sebagai PSK dari lingkungannya demi menghindari stigma negatif.

"Sebaiknya pekerja seks diizinkan untuk bekerja secara legal bersama-sama. Ini adalah cara utama mereka percaya keselamatan mereka akan ditingkatkan," kata Sander sambil menyerukan agar sikap amsyarakat juga diubah demi meminimalkan stigma negatif soal pekerja seks. (mel/RMol)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Ulah Hancurkan Artefak Abad Ke - 7 Iraq


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler