4 Cara Menerobos Banjir Agar Mobil Tidak Water Hammer

Jumat, 28 Februari 2020 – 09:15 WIB
Ilustrasi berkendara saat melibas genangan air di Jalan Margonda Raya. Foto: ridha/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya menimbulkan beberapa titik banjir. Namun, ada sebagian pengemudi nekat menerobos banjir lantaran mereka tidak memiliki jalan alternatif.

Padahal, ketika melewati genangan air yang cukup tinggi bisa membuat kendaraan bermasalah. Terlebih ketika melintas dengan air yang sudah melewati ban.

BACA JUGA: Nekat Melibas Banjir, Waspada Efek Water Hammer

Untuk itu, pengemudi disarankan harus berhati-hati karena kondisi ini bisa membuat mesin mobil kemasukan air atau disebut water hammer.

Namun ,jika pengemudi memungkinkan harus menerobos genangan air, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak ada kendalan pada mesin mobil.

BACA JUGA: Terobos Banjir, Dua Menteri Nekat Pakai Sedan

1. Perhatikan Tinggi Genangan Air

Tinggi genangan air yang aman adalah maksimal setengah dari tinggi ban mobil lantaran ketinggian air masih di bawah intake mesin, aki, dan sistem kelistrikan di ruang mesin.

BACA JUGA: Suzuki Club Reaksi Cepat Sigap Evakuasi Korban Banjir Bekasi

Bersabarlah dan perhatikan mobil lain yang menerjang banjir. Lebih baik lagi kalau ada mobil serupa sehingga bisa dijadikan pembatas jalan di tengah atau trotoar.

2. Pilih Jalur Paling Tepat

Tentukan jalur yang ingin dilewati dengan memilih genangan yang paling rendah serta bebas dari hambatan seperti polisi tidur, jalan rusak, atau lainnya. Ini bisa dilihat dari pergerakan mobil lain di lokasi banjir. Jangan terlalu ke tepi karena ada risiko turun ke bahu jalan yang rendah atau bahkan masuk ke dalam lubang.

Untuk jalan yang terdiri dari beberapa jalur, disarankan agar anda mengambil jalur tengah atau paling kanan, sebab jalan relatif lebih tinggi ketimbang jalur lainnya. Untuk mudahnya, perhatikan mobil lain di depan yang sudah melewati. Namun dengan catatan, sebaiknya tidak memaksakan untuk melewati jalan banjir jika ketinggiannya sudah sama dengan atau bahkan lebih dari tinggi ban mobil karena potensi mesin kemasukan air.

3. Jaga Jarak Aman

Kecepatan konstan sangat penting untuk memastikan tidak ada air masuk ke dalam ruang mesin. Oleh sebab itu, jaga jarak aman dengan mobil di depan.

Jalankan mobil setelah cukup yakin mobil di depan tak akan menghalangi laju sebagai langkah antisipasi bila mobil di depan mogok dan masih bisa melakukan manuver menghindar.

4. Jaga Putaran Mesin

Jangan menerjang banjir dengan putaran mesin tinggi dengan alasan agar mesin tak mudah mati atau melawan air yang masuk lewat knalpot. Hal ini justru memperbesar daya isap udara ke mesin dan air bisa ikut masuk yang berujung pada water hammer.

Cukup jalankan mobil dengan putaran rendah di kisaran 1.500-2.000 rpm dan jaga putaran mesin agar tetap konstan dan mobil tidak melaju terlalu cepat agar tidak sulit dikendalikan.

Sebisa mungkin lepaskan injakan pedal kopling dan biarkan mesin mobil melaju secara konstan. Tahan posisi transmisi di gigi 1 dan jaga agar laju mobil tidak tersendat sehingga kehilangan momentum.

Semantara untuk mobil transmisi otomatis, cukup dipindahkan ke L (Low). Jangan mempercepat atau menghentikan laju mobil secara tiba-tiba yang akan mengakibatkan air masuk ke dalam mesin.

"Yang terpenting ialah tetap tenang dan fokus saat mengemudi di tengah jalan yang banjir, jangan dipaksa untuk lewat bila dirasa tidak memungkinkan karena risiko kerusakan besar seperti water hammer atau mesin mobil kemasukan air memungkinkan biaya yang besar untuk diperbaiki," kata Aftersales Division Head Auto2000 Ricky Martawajiya, Jumat (28/2). (mg9/jpnn)
Gubernurnya Mangkir Rapat:


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler