4 Cerita Unik dalam Sejarah Final Piala Dunia, Ada yang Kencing & Kamikaze

Jumat, 16 Desember 2022 – 23:02 WIB
Timnas Uruguay di Piala Dunia 1950. Foto: cloudinaryfifa

jpnn.com - Banyak cerita unik dalam sejarah pertandingan final Piala Dunia.

Empat di antaranya ada di bawah ini.

BACA JUGA: Juara Piala Dunia 2022 Dapat Hadiah Uang Terbesar dalam Sejarah

Final Piala Dunia 1930. Uruguay 4-2 Argentina.

Sebelum Piala Dunia pertama itu digelar, ada kesepakatan. Argentina dan Uruguay boleh bermain dengan bola pilihan mereka.

Semua kacau ketika kedua negara kiblat sepak bola saat itu ketemu di final.

BACA JUGA: Daftar Juara Piala Dunia, Uruguay yang Pertama

"Kebencian luar biasa antara kedua negara terungkap saat tiba waktunya memilih bola,” kata wasit Belgia John Langenus yang memimpin laga. Saat itu wasit masih memakai kemeja, jas, dan dasi.

Presiden FIFA saat itu Jules Rimet terpaksa campur tangan, menetapkan Argentina dan tuan rumah Uruguay tetap boleh memakai bola masing-masing, di tiap babak.

BACA JUGA: Jadwal Perebutan Peringkat Ketiga & Final Piala Dunia 2022, Prancis 4-3 Argentina

Argentina dengan bola pilihannya, yang konon diimpor dari Skotlandia, unggul 2-1 di babak pertama.

Uruguay dengan bola pilihannya, yang konon dibeli di Inggris, bangkit di babak kedua hingga menang 4-2.

Final Piala Dunia 1950. Uruguay 2-1 Brasil

Surat kabar O Mundo, pada hari final memasang foto barisan pemain tuan rumah Brasil di sampulnya dengan keterangan 'Inilah Juara Dunia'.

Kapten Uruguay Obdulio Varela yang pemarah, sangat marah.

Dia beli koran itu 20 eksemplar, menyebarkannya di lantai toilet hotel tempat mereka menginap, dan menulis 'Injak dan buang air kecil di koran ini'.

Varela memerintahkan rekan satu timnya ke toilet dan mengikuti instruksinya.

Saat duel, Brasil yang hanya membutuhkan hasil imbang (begitu sistemnya pada PD 1950) memimpin 1-0.

Namun, Uruguay comeback, menang 2-1 dan mengangkat trofi.

Orang Uruguay mengencingi surat kabar Brasil dan mimpi Brasil di hari yang sama.

Setelah perayaan Uruguay, Varela lalu sempat pergi ke bar di Rio sendirian.

"Saya memesan minuman dan berharap tidak ada yang kenal. Saya pikir jika mereka kenal, saya akan dibunuh," katanya.

Varela kaget. "Meskipun sedang hancur, mereka memberi selamat kepada saya dan minum bersama saya," imbuh Varela.

Final Piala Dunia 1970. Brasil 4-1 Italia

Pemain Brasil, Tostao bermain luar biasa di 20 menit terakhir laga melawan Italia di final Mexico 1970.

Dia bermain sambil menangis tanpa henti.

Sebelum turnamen, pemain yang saat itu berusia 23 tahun menderita sakit di retina dan bagian matanya itu hanya efektif tiga tahun lagi.

Tostao menjalani operasi darurat demi Piala Dunia 1970. Superstar Brasil, Pele mendesak pelatih Mario Zagallo tetap memasukkan Tostao dalam pasukan.

"Setelah gol ketiga, yang membuat Italia berada di luar jangkauan, saya emosional, menangis, mengenang apa yang saya harus lalui untuk sampai ke final Piala Dunia," ujar Tostao.

"Saya berkeliling dunia untuk operasi mata. Hampir tidak dipanggil timnas. Ketika saya menyadari kami sudah dekat dengan juara dunia, saya tidak bisa berhenti menangis."

Tostao meninggalkan lapangan hanya dengan celana dalamnya. Fan ingin semua di tubuh Tostao.

"Mereka menarik saya," katanya.

Tostao mengatakan medali pemenang Piala Dunia miliknya sepatutnya dia berikan kepada dokter yang mengoperasi matanya.

Piala Dunia 1994. Brasil 0-0 Italia (a.p 3-2)

Brasil saat itu sudah puasa gelar dalam 24 tahun. Para pemain gelisah menjelang laga final. Mereka bergandengan tangan hendak berdoa.

Saat itu bek Ricardo Rocha berusaha memberi semangat.

"Mari berjuang keras karena sudah di titik ini. Mari lakukan hal yang sama seperti orang Jepang, Kawasaki,” teriaknya kepada rekan satu tim.

Maksud Rocha sebenarnya pengin bilang Kamikaze, aksi pilot di Perang Dunia II, tetapi malah menyebut produsen kendaraan bermotor.

"Tidak ada yang bisa berhenti tertawa," kata kiper Brasil Taffarel.

"Namun, itu mengubah suasana hati kami, benar-benar membuat rileks," imbuhnya. (ff/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler