4 Mitos soal Madu, Jangan Sampai Tertipu

Kamis, 23 September 2021 – 06:00 WIB
Bea Cukai melihat produksi madu hutan di Pangkal Pinang. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Produsen produk perlebahan Indonesia Dewi Masyithoh mengatakan madu asli sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Pemilik dan Komisaris Kembang Joyo Group mewanti-wanti agar tidak mengonsumsi madu palsu.

BACA JUGA: 6 Khasiat Minyak Kelapa Campur Madu, Wanita Pasti Suka

Pasalnya akan menjadi penyakit yang membahayakan tubuh seperti diabetes.

Dewi Masyithoh pun membeberkan mitos soal madu yang sering menipu:

BACA JUGA: 8 Manfaat Air Asam Jawa Campur Madu, Wanita Pasti Suka


1. Warna madu asli tidak berubah.

Dewi Masyithoh mengatakan perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa.

Hal itu disebabkan oleh reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.

BACA JUGA: 3 Manfaat Dahsyat Minum Air Kelapa Muda Campur Telur Ayam Kampung dan Madu, Bikin Suami Ketagihan

Antioksidan itu bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.

“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” katanya.

2. Semut tidak doyan madu asli

Faktanya, kata Dewi Masyithoh, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.

Menurut dia, umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.

"Lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur," ungkap Dewi Masyithoh.

Pasalnya, kata dia, madu asli tetapi belum cukup umur akan mengalami fermentasi.

"Menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut. Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi," ujar Dewi.

3. Jika mengkristal itu madu palsu

Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu.

Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Dewi Masyithoh menilai madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. "Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya," bebernya.

4. Madu asli bisa meletup

Dewi Masyithoh menjelaskan madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah.

Kemudian, secara alami khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen cukup panjang.

"Khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda," kata dia. Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara.

"Gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Dengan begitu, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya," tegas Dewi Masyithoh. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Madu   madu asli   madu palsu   mitos   kesehatan   Herbal  

Terpopuler