4 Orang Tewas Dibunuh di Dalam Hutan

Rabu, 06 Mei 2020 – 16:26 WIB
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, AMBON - Kasus penganiayaan hingga menewaskan empat orang warga di Desa Faan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara pada Selasa (5/5), diduga bermotif masalah dendam dan perebutan lahan warisan yang disengketakan.

"Enam pelaku penganiayaan berhasil diamankan pihak kepolisian Polres Maluku Tenggara pascaperistiwa kriminal yang terjadi pada pukul 15.00 WIT, bertempat di dekat ruas Jalan Tol, Kecamatan kei Kecil," kata Kapolres Maluku Tenggara AKBP Alfaris Pattiwael, Rabu (6/5).

BACA JUGA: Rima Alpiani Tewas Secara Mengenaskan, Innalillahi

Kapolres membenarkan kalau pihaknya telah berhasil mengamankan enam pelaku penganiayaan terhadap para korban masing-masing berinisial HR (69), FR, ES, dan AS, warga Kecamatan Kei Kecil.

"Enam terduga pelaku yang telah diamankan adalah TO, JR, LL, JRG warga Faan dan dua lainnya warga Wearsten yakni HR dan TR," ujar Kapolres.

BACA JUGA: Pria Tewas Telanjang di Kamar Hotel, Teman Wanitanya Kabur

Sementara para korban diketahui merupakan warga Desa Faan, Kecamatan Kei Kecil dan jasad mereka ditemukan tergeletak dalam hutan atau di sekitar kawasan Jalan Tol Bandara Ibra, Kei Kecil.

Kapolres menambahkan, penganiayaan dengan menggunakan alat tajam (parang) yang mengakibatkan empat orang warga Faan meninggal dunia karena memperebutkan tanah sengketa.

BACA JUGA: Catat! Anggota DPR Ini Jamin Biaya Hidup dan Uang Kontrakan Pemulung

"Motif dari kejadian tersebut adalah sengketa tanah warisan yang masih dalam satu garis keturunan marga Rumangun dan saat ini enam pelaku telah diamankan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut," tegasnya.

Kapolres menambahkan, saat kejadian sinergitas unsur pimpinan saat terjadi kasus yang menonjol di mana Kapolsek, Camat, serta Danramil sudah bekerja sama mendatangi TKP.

Demikian pula Kapolres bersama Dandim serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara juga menuju TKP bersama kepala BPBD kabupaten yang mewakili bupati untuk menelaah apa latar belakang, serta bagaimana kejadian sebenarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler