jpnn.com, JAKARTA - Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo pada klaster logistik dan hinterland development PT Pelindo Solusi Logistik atau (SPSL) terus berupaya mendukung transformasi BUMN.
Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha terus mewujudkan integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik.
BACA JUGA: Penglipuran jadi Desa Wisata Terbaik Dunia, Pelindo: Kami Bangga
Menurutnya, sejak merger Pelindo dan memasuki tahun ke-4 Transformasi BUMN untuk Indonesia Maju, Perseroan terus mengalami perbaikan.
Hal itu terbukti dari performa keuangan perseroan yang mampu mencatatakan kenaikan laba usaha di tahun 2023 sebesar 20 persen (YoY).
BACA JUGA: JICT Terima 2 Penghargaan TJSL Pelindo Award 2023, Ini Kontribusinya
Joko memaparkan capaian ini dapat ditorehkan berkat kerja sama dari semua pihak dalam mewujudkan transformasi secara berkelanjutan, salah satu fokus SPSL pada 2023 dimulai dari standardisasi layanan operasional, optimalisasi aset, peningkatan kapasitas pegawai.
"Selain itu, implementasi digital yang dilaksanakan guna mendukung peningkatan kinerja dan kapasitas, sehingga secara bertahap mampu masuk ke dalam ekosistem logistik global,” ujar Joko Noerhudha dalam keterangan resminya, Selasa (24/10).
Joko menjelaskan bahwa berbagai pembenahan terus dilakukan di lingkungan Pelindo Group guna turut mendukung upaya penurunan biaya logistik nasional.
Pada klaster logistik dan hinterland development, SPSL melakukan pembenahan yang dimulai dari standardisasi dan sistemisasi lapangan Cargo Consolidation and Distribution Center (CCDC) 100 di Makassar, Gudang CDC Banda di Jakarta, optimalisasi halal logistic dan cold storage di Jakarta yang pada 2023 mengalami peningkatan utilisasi hingga 300 persen.
Dia menyebut untuk mewujudkan ekosistem logistik yang terintegrasi, SPSL akan terus berbenah dan melakukan penciptaan value di berbagai lini bisnis.
Pascamerger Pelindo 2 tahun lalu, SPSL juga telah melakukan integrasi hinterland ke pelabuhan melalui kerja sama dengan para pelaku industri untuk membentuk ekosistem logistik melalui pelayanan transportasi logistik multimoda di Kawasan Sumatera Utara melalui jalur Sei Mangkei – Belawan, Sei Mangkei – Kuala Tanjung dan Kuala Tanjung – Belawan.
"SPSL juga mengambil peran strategis untuk mendukung pertumbuhan industri. Salah satunya melalui integrasi antara pelabuhan dengan kawasan industri, sehingga menciptakan biaya logistik yang lebih efisien," ungkap Joko.
Adapun pencapaian itu terlihat lewat keberhasilan pembangunan dan pengoperasian Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) sepanjang 34,76 Km dan telah beroperasi secara penuh sejak 1 April 2023.
Langkah ini diharapkan dapat mendukung efektifitas mobilitas melalui efisiensi waktu tempuh dan meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok & Area Hinterland atau Kawasan Industri di timur Jakarta.
Joko Noerhudha menekankan transformasi di tubuh Perseroan akan terus berlanjut, mengingat saat ini transformasi baru berjalan selama 2 tahun.
Transformasi perlu dilakukan dalam jangka waktu panjang untuk membuahkan hasil yang lebih optimal dan menyeluruh.
Hal ini sejalan dengan blueprint BUMN 2024-2034 yakni BUMN sebagai pelopor green economy, pembangunan infrastruktur yang berskala internasional dan terintegrasi, keberpihakan kepada UMKM, dan mengintegrasikan inovasi dan digitalisasi.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul